Berbagai cara dilakukan oleh masyarakat agar tidak terpapar virus corona atau Covid-19. Belakangan, tengah heboh penggunaan "kalung kesehatan" yang diklaim sebagai antivirus.
Kalung bernama Toamit Virus Shut Out ini disebut bisa menangkal virus corona. Kalung ini diproduksi di Jepang dan telah dijual di beberapa negara di Asia.
Cara penggunaannya sederhana, yaitu hanya digantungkan di leher, maka bakteri dan virus tidak akan bisa menyerang tubuh.
Sejumlah artis Indonesia juga terlihat memakai kalung antivirus tersebut. Mulai dari Nagita Slavina, Ayu Ting Ting, Nia Ramadhani, dan beberapa artis lainnya. Karena itu, masyarakat pun percaya dan ikut membelinya.
"ORIGINAL JAPAN 1000% . Produk yang lagi booming di Jepang. Dipakai di leher seperti pakai lanyard / tag, ampuh mengusir virus selama 30 hari. Melindungi virus dari jarak 1-2m . COCOK U/ ANAK” maupun DEWASA," demikian iklan kalung tersebut yang tersebar di aplikasi chat.
Kalung Toamit Virus Shut Out ini disebut mampu melepaskan konsentrasi rendah klorin dioksida, untuk menghilangkan bakteri dan virus dalam jarak 1-2 meter.
Kalung antivirus, gmn cara kerjanya? ???? pic.twitter.com/HR1ZjJmDPT
— ???????? (@AhlulQohwah) March 2, 2020
Padahal, produk ini sebenarnya berbahaya. Vietnam dan Thailand telah melarang penjualan kalung ini di negaranya. Situs eBay juga sudah melarang produk ini dijual di situsnya.
Amerika Serikat juga sudah melarang penggunaannya karena belum terdanftar dan teruji.
"EPA tidak akan menolerir perusahaan penjual disinfektan ilegal dan yang membuat klaim-klaim kesehatan publik sesat atau palsu selama krisis pandemik seperti sekarang," bunyi pernyataan Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat.
Ariane Davison, doktor bidang virologi dan imunologi menyebut bahwa kalung tersebut tidak ampuh melindungi penggunanya dari virus yang menyerang pernapasan. Alih-alih melindungi, kalung itu justru membuat pengguna menderita.
Kalo ini gimana kak? Aku gak percaya sih pic.twitter.com/oIuAPJxpNT
— novrain (@Suciashrirswn) March 29, 2020
“Alat itu dipakai di sekitar leher, jauh dari mulut dan hidung yang menjadi jalan masuk virus COVID-19. Mendekatkanya ke wajah, malah akan menyebabkan iritasi mata, mengganggu saluran pernapasan, serta membakar kulit, karena bahan aktif klorin dioksida itu sangat korosif." ujarnya.