Eijkman Ingatkan Protokol Kesehatan dan Vaksinasi Jalan Berdampingan

- Senin, 14 Desember 2020 | 22:55 WIB
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. Amin Soebandrio. (Photo/ANTARA/Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional)
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. Amin Soebandrio. (Photo/ANTARA/Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menyatakan bahwa penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi harus tetap jalan berdampingan dalam menghadapi pandemi COVID-19.

"Yang pasti sebelum ada vaksin tetap kita harus menjalankan protokol kesehatan 3M nanti sesudah ada vaksin tetap saja 3M tetap dilaksanakan karena memang vaksin ini tidak menggantikan protokol kesehatan sehingga harus berjalan berdampingan," kata Amin, dilansir dari Antara, Senin (14/12/2020).

Selain itu, Amin menuturkan pemberian vaksin memang diharapkan untuk menciptakan kekebalan populasi (herd immunity).

Itu berarti semakin banyak populasi yang memiliki kekebalan setelah divaksinasi minimum 70-80 persen, dan diharapkan sisa 20-30 persen dari populasi itu akan terlindungi oleh orang-orang yang sudah divaksinasi.

Amin mengatakan ketika vaksin ada, itu tidak langsung menyelesaikan pandemi karena virus tidak langsung hilang tetapi virusnya masih hidup di lingkungan sekitar dan tidak musnah.

Jika suatu ketika virus itu berhasil berkembang biak di luar dan jumlahnya banyak, lalu tiba-tiba menyerang, maka bisa terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Oleh karena itu, protokol kesehatan harus tetap dijalankan meski vaksin sudah ada.

Baca juga: Maret 2021, Relawan Vaksin COVID-19 Akan Ambil Sampel Darah Lagi

"Kecuali kalau sudah dibuktikan kalau virusnya sudah tidak ada lagi," ujar Amin.

Sebagai contoh, pada kasus penyakit cacar, vaksinasi baru dimulai pada 1796 dan dunia baru dinyatakan bebas cacar pada 1975. Jadi, perlu waktu 200 tahun untuk membebaskan dunia dari virus penyebab penyakit cacar.

"Tentu kita tidak mengharapkan sepanjang itu karena sekarang sudah ada ilmu pengetahuan dan teknologi mungkin bisa ditekan lebih tapi ya kita mesti waspada juga bahwa virus-virus lain masih banyak di sekeliling kita, virus influenza masih ada, virus tuberkulosis masih ada," ujarnya.

"Kalau di Jepang mereka sudah sadar kalau batuk sedikit pilek sedikit mereka pasti sudah pakai masker dan merasa mereka harus pergi ke suatu daerah yang crowded dan mereka merasa dirinya kurang fit mereka pakai masker. Kemudian kebersihan lingkungan mereka juga jaga sekali," terangnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X