Ditanya Kenapa Presiden Cuma Satu, Soeharto Tanya Balik: Kenapa Kamu Tanya Begitu?

- Kamis, 23 Juli 2020 | 14:32 WIB
Cuplikan saat Soeharto menjawab pertanyaan 'kenapa presiden cuma satu' saat momen Hari Anak Nasional, 23 Juli 1994 di Istana Negara. (Foto: Istimewa)
Cuplikan saat Soeharto menjawab pertanyaan 'kenapa presiden cuma satu' saat momen Hari Anak Nasional, 23 Juli 1994 di Istana Negara. (Foto: Istimewa)

Pada masa rezim Orde Baru di bawah kuasa Presiden Soeharto, masyarakat Indonesia sudah tidak asing dengan kabar atau istilah "orang hilang" atau "orang diculik".

Ada keyakinan yang begitu melekat dalam benak orang yang hidup di zaman Soeharto, bahwa siapapun yang berseberangan atau berani mengkritik, akan hilang tanpa jejak diculik oleh petrus (penembakan misterius).

Maka tidak heran jika orang-orang menganggap "horor" ketika ada seorang anak yang bertanya kepada Soeharto "kenapa presiden cuma satu" dalam momentum peringatan Hari Anak Nasional di halaman Istana Negara pada 23 Juli 1994.

Momen peringatan Hari Anak Nasional saat itu sebenarnya berlangsung lancar dan penuh keceriaan. Wajah-wajah dan jawaban lugu anak-anak membuat Soeharto dan para pejabat yang hadir terbahak-bahak berkali-kali.

Ya, waktu itu, di bawah terik matahari pagi, Soeharto mengundang anak-anak dari seluruh penjuru Indonesia. Mereka mewakili sekolah sekaligus daerah mereka masing-masing. Ada yang dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, bahkan Papua.

Berdiri di antara kerumunan anak-anak, Soeharto, si jenderal yang selalu tersenyum, didampingi istrinya, Siti Hartinah, menyapa anak-anak polos itu satu per satu. Ia menanyai mereka apa cita-cita mereka kalau sudah besar kelak.

Anak-anak itu ada yang menjawab ingin menjadi presiden seperti dirinya, ada pula yang ingin menjadi dokter. Dan Soeharto, dengan sikap kebapakannya yang khas, memuji cita-cita anak-anak itu seraya memberikan motivasi.

-
Cuplikan saat Soeharto menjawab pertanyaan 'kenapa presiden cuma satu' saat momen Hari Anak Nasional, 23 Juli 1994 di Istana Negara. (Foto: Istimewa)

Usai bertanya tentang cita-cita anak-anak, Soeharto lantas memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengajukan pertanyaan kepadanya.

Antara malu dan takut, satu per satu anak-anak tunjuk tangan dan bertanya padanya. Semua pertanyaan mereka dijawab Soeharto dengan penuh senyuman dengan wibawa kebapakan yang senantiasa dijaganya.

Suasana mendadak tegang ketika seorang anak dari Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, mengajukan satu pertanyaan yang secara kebetulan seolah menyindir kekuasaan Soeharto yang waktu itu telah berlangsung selama 28 tahun. Dia bertanya kenapa presiden cuma satu.

"Nama saya Hamli dari Provinsi Sulawesi Tengah Kabupaten Banggai. Saya mau tanya kenapa presiden di Indonesia cuma satu padahal Indonesia sangat banyak?"

Kaget dengan pertanyaan itu, Soeharto lantas tertawa sebelum menjawab. Para pejabat yang hadir juga tidak bisa menahan tawa.

"Hahahaha. Ya, terang itu. Nanti kalau...Presiden itu hanya satu untuk meminpin bangsa dan negara. Kalau sampai 2-3, nanti lantas gak bisa berjalan dengan baik. Banyak pemimpin, banyak kapten, kemudian lantas negara menjadi rusak," katanya, menjawab anak itu.

"Tapi terang bahwasanya presiden yang satu ini hanya melaksanaken apa yang diputuskan oleh rakyat, melewati MPR, menekuni Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Jadi walaupun cuma satu tapi sebetulnya terikat kepada GBHN, terikat kepada Pancasila, terikat kepada UUD 45," lanjut Soeharto.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X