Taliban mengizinkan 200 warga sipil Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lainnya meninggalkan Afghanistan dengan pesawat sewaan, setelah proses evakuasi besar-besaran diakhiri AS pada 31 Agustus lalu.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (9/9), hal tersebut disampaikan oleh seorang pejabat Amerika Serikat.
Penerbangan tersebut akan menjadi salah satu penerbangan internasional pertama yang lepas landas dari bandara Kabul sejak Taliban merebut ibu kota itu pada pertengahan Agustus, yang memicu evakuasi besar-besaran 124.000 orang asing dan warga Afghanistan yang berisiko keluar dari negara itu.
Evakuasi itu dilakukan dua hari setelah Taliban menunjuk pejabat pemerintahan sementara yang sebagian besar berasal dari etnis Pashtun dan salah satunya adalah buronan tersangka terorisme.
Baca juga: FOTO: Rayakan HUT ke-73, Korea Utara Gelar Parade Militer
Penunjukan pejabat tersebut memupus harapan internasional pada pemerintahan Afghanistan yang lebih moderat.
Taliban ditekan untuk mengizinkan evakuasi lanjutan oleh Perwakilan Khusus AS Zalmay Khalilzad, kata pejabat AS yang meminta namanya tidak disebut.
Pejabat itu tidak bisa mengatakan apakah warga sipil Amerika dan warga negara asing lainnya tersebut termasuk di antara mereka yang terlantar selama berhari-hari di kota utara Mazar-i-Sharif karena pesawat sewaan mereka tidak diizinkan terbang.
Sementara itu, Bandara Kabul di Afghanistan siap untuk beroperasi lagi dan rencananya akan dibuka secara bertahap, kata pejabat Qatar pada Kamis.
Dibukanya kembali bandara tersebut menjadi prioritas bagi pemerintahan Taliban saat kelompok tersebut berupaya memulihkan ketertiban usai merebut ibu kota Kabul pada 15 Agustus.