Soal Rencana AS Pindahkan Pabrik dari Tiongkok ke Brebes, BKPM : Kami Terus Bersiap

- Selasa, 19 Mei 2020 | 09:51 WIB
Ilustrasi pabrik. (Pixabay/wdreblow0).
Ilustrasi pabrik. (Pixabay/wdreblow0).

Kabupaten Brebes belakangan sering jadi bahan perbincangan, selain jadi lokasi baru relokasi pabrik PT Shyang Yao Fung, salah satu pabrik yang memproduksi brand kenamaan seperti Adidas, yang pindah dari Tangerang. Beberapa pabrik milik investor AS di Tiongkok juga disebut-sebut akan dipindah ke Kabupaten tersebut.  

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sendiri saat dikonfirmasi Indozone mengenai peluang investasi AS yang dipindahkan dari Tiongkok ke Indonesia menyatakan, pemerintah saat ini memang terus menggali peluang-peluang investasi yang ada, tak hanya dari negara AS saja, melainkan juga negara-negara lainnya yang berpotensi memindahkan sentra produksinya ke Indonesia. 

"Saat ini pemerintah terus melakukan persiapan intensif dan menjalin komunikasi dengan negara-negara yang akan memindahkan investasinya dari Tiongkok, diantaranya dengan Amerika Serikat," ujar Juru Bicara BKPM, Tina Talisa kepada Indozone, saat dihubungi pada Selasa (19/5/2020). 

Bahkan menurut Tina, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat ini sudah dalam tahap intens, berkomunikasi dengan CEO lembaga pemerintah Amerika Serikat, terkait kemungkinan untuk pemindahan fasilitas produksi mereka dari Tiongkok ke Indonesia. Ia berharap, segera terjadi kesepakatan dan komitmen untuk mewujudkan hal tersebut. 

"Pemerintah, dalam hal ini Menko Maritim dan Investasi, berkomunikasi intensif dengan Adam Boehler, CEO US International Development Finance Corporation," ungkapnya. 

-
Ilustrasi pekerja pabrik di Tiongkok. (Pixabay/MakroLovric).

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa meski dunia sedang dilanda pandemi, beberapa negara maju masih melirik Indonesia sebagai sasaran baru investasi mereka.

"Jadi walau sedang Covid-19 begini, tetap Indonesia itu seksi buat orang lain," ujar Luhut, Jumat (15/5/2020).

Luhut pun menyebut, realisasi dari pembicaraan tersebut sudah ada. Menurutnya, beberapa hari lalu baru saja ditandatangani perjanjian senilai US$ 2,5 miliar untuk kerjasama pengembangan metanol antara Bakrie dengan Air Product dari Amerika. Menko Luhut bahkanenyebut, nilai proyeknya kira-kira akan meningkat sampai US$ 7 miliar dalam dua tahun ke depan.

Menko Luhut juga menyampaikan, pemerintah saat ini tengah menyiapkan  lahan seluas 4000 hektare untuk tempat relokasi tersebut. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X