Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Pastikan Stok Bahan Pokok Aman, Tapi...

- Sabtu, 21 Maret 2020 | 16:47 WIB
Petugas gabungan berbincang dengan pedagang saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sebuah pasar. (ANTARA FOTO/Siswowidodo)
Petugas gabungan berbincang dengan pedagang saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sebuah pasar. (ANTARA FOTO/Siswowidodo)

Angka kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia yang terus bertambah tentu membuat masyarakat khawatir. Banyak masyarakat bersiap untuk melindungi diri dan keluarganya dengan melakukan berbagai cara.

Salah satunya membeli bahan-bahan pokok sebanyak-banyaknya untuk persediaan di rumah atau panic buying. Tak bisa dipungkiri, wabah virus corona membuat sejumlah orang takut keluar rumah.

Untuk mengatasi kelangkaan barang, pihak terkait berupaya membatasi pembelian bahan pokok oleh masyarakat di pasar. Baik di pasar tradisional maupun pasar swalayan. 

Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ferry Juliantono menyatakan, persediaan bahan pokok selama satu bulan ke depan terbilang aman. Walaupun memang ada potensi kekurangan untuk bahan-bahan tertentu.

"Tiga minggu lalu saya ada undangan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan, dikatakan ada potensi kekurangan untuk gula pasir, bawang putih, bawang bombay," kata Ferry dalam diskusi Polemik, Sabtu (21/3/2020) di Jakarta.

"Dari sisi pembelian memang ada aturan batasan agar semua masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan. Namun, saya mengkhawatirkan dari sisi suplai," tambahnya.

-
Pasokan bahan pangan mengalami penurunan di tengah pandemi global virus corona. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Ia menambahkan, para pedagang pasar tengah mengalami kesulitan untuk mendapat pasokan bahan-bahan pokok di tengah pandemi global virus corona. Ferry mencontohkan, sudah mulai terjadi penurunan untuk pasokan ikan, daging, dan sayuran. 

Melihat kondisi ini, dirinya meminta pemerintah agar memberikan stimulus guna meningkatkan pasokan kepada pedagang pasar.

"Berikan stimulus kepada petani, peternak, koperasi UMKM, nelayan sehingga produksi mereka bisa memenuhi kebutuhan pasar dan kemudian menjualnya kepada masyarakat," kata Ferry.

Ditambahkan olehnya, apabila memang ke depannya pemenuhan kebutuhan bahan pokok mengharuskan impor, diharapkan melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Begitu juga dengan  proses distribusinya.

"Jangan sampai diberikan kepada perusahaan swasta. Kalau swasta, mereka impor 10 ribu yang didistribusikan bisa hanya lima ribu karena ada kepentingan," tandas Ferry.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X