Ustadz Haji di Medan Ini Bilang Cadar Bau Lecit, Katanya Beragama Wajib Logis dan Kritis

- Senin, 20 Juli 2020 | 12:57 WIB
Ustadz Haji Miftahul Chair mengkritik penggunaan cadar di dinding Facebook-nya. (Foto: Facebook/ Ustadz Haji Miftahul Chair)
Ustadz Haji Miftahul Chair mengkritik penggunaan cadar di dinding Facebook-nya. (Foto: Facebook/ Ustadz Haji Miftahul Chair)

Seorang ustaz di Medan, Miftahul Chair, mengkritik penggunaan cadar yang marak terjadi di Indonesia dalam tahun-tahun terakhir ini. Kritiknya dituliskannya di dinding Facebooknya yang bernama Ustadz Haji Miftahul Chair.

Dalam kritiknya, dia menyinggung soal kemungkinan bau yang menempel pada bagian mulut pengguna cadar.

"Saya tak habis pikir, cewek-cewek yang bercadar itu. Saya aja pake masker gak bisa lama-lama. Mereka satu harian memakainya apa gak bau jigong, bau lecit atau bau tungkik itu kain cadarnya, dan parahnya dikatakan ini perintah Allah, padahal tak ada di Alquran menyuruh cewek pake cadar. Aneh sekali, masak Tuhan menyuruh kita menikmati bau jigong kita. Beragama itu bukan pragmatis, tapi wajib logis dan kritis," tulisnya.

"Alasan-alasan krusial inilah yang membuat cewek bercadar melepas cadarnya. Rata-rata mereka memakainya karena dogma buta," lanjutnya.

-
Tangkapan layar status Ustadz Haji Miftahul Chair soal cadar. (Foto: Istimewa)

Akibat kritiknya itu, Miftahul dilaporkan ke Polrestabes Medan oleh Lembaga Advokasi Majelis Ulama (LADUI) Sumatera Utara. LADUI menganggap ujaran Miftahul sebagai penistaan terhadap kelompok beragama.

"Kita patuhi hukum. Kita serahkan kepada aparat yang berwajib, supaya aparat yang memproses," ucap Koordinator Litigasi LADUI MUI Sumut Faisal, Minggu (19/7/2020).

Faisal menilai pernyataan Miftahul sudah memenuhi unsur hukum pidana Pasal 28 UU ITE. Oleh karena itu, dia meminta kasus ini segera ditangani oleh polisi.

"Jangan nanti umat atau masyarakat yang tidak sabar. Harapan kita kan diprioritaskan proses pemeriksaannya," ujarnya.

Pada 2008 lalu, Miftahul juga pernah dipanggil oleh MUI Medan terkait isi dakwahnya yang dianggap meresahkan masyarakat.

Mifatahul sendiri mengaku sama sekali tidak ada maksud menyinggung pihak mana pun. Apa yang dikatakannya di media sosial merupakan pengalaman saat dia berdakwah. Saat itu, ada seorang jamaahnya yang mengeluh soal cadar yang dikenakannya.

"Terasa bau katanya. Kebetulan dia orang Melayu. Ketahuan dari logatnya. Orang Melayu ini kan suka bercanda. Fresh dia, jadi dia bilang bau. Bau apa, Bu?, Dia jawab, 'bau jigong, bau lecit, tungkik', kan, kata dia gitu. Jadi apa boleh lah melepas cadar itu ?" ujar Miftahul.

"Makanya (jika) ditanya apa nggak bau jigong, bau lecit dan bau tungkik, saat memakai itu kan seharian. Saya rasa sih, saya kan dapat ide dari cerita Ibu itu sehingga saya share ke Facebook. Saya kira di mana letak penghinaannya? Kemudian di mana juga letak menyebarkan permusuhan seperti yang diduga,” tambah Mifatahul.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X