Terkait tagar #IndonesiaTerserah yang viral, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sekaligus Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo berharap para petugas medis untuk tidak merasa kecewa dengan kebijakan yang diambil pemerintah.
"Mengenai video Indonesia Terserah, kita sangat berharap kalangan dokter tidak kecewa," kata Doni di kantornya di Jakarta, Senin (18/5/2020).
Sebelumnya pada Jumat (15/5/2020), foto tenaga medis bertulisan "Indonesia Menyerah" ramai di medsos. Hal itu membuat tagar #IndonesiaMenyerah menjadi trending usai pelonggaran PSBB dan banyaknya warga yang berkerumum di sejumlah tempat.
Ketika solat berjamaah dimasjid ditiadakan. Belanja berjamaah tetap dijalankan. Masih banyak juga yg ga pake masker. Social distancing apa lagi Physical distancing pun tak terlihat disini.. Dokter, perawat, dan yg berjuang digarda depan menangis melihat ini.#TerserahIndonesia pic.twitter.com/zNQyQ3gAhB
— Mas Anis (@NugrohoAnis1) May 18, 2020
Sperti kerumunan yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis (14/5/2020) lalu. Menanggapi hal tersebut, Doni pun meminta masyarakat untuk tetap bersikap baik dan mematuhi aturan pemerintah.
Apakah para tenaga medis harus memohon lewat gini terus? Mari saling menghargai pengorbanan Tenaga Medis yang menghadapi ini #stopbullying #TerserahIndonesia #indonesiaterserah #StopKonserUnfaedah pic.twitter.com/jIHlHd1KKB
— Reynaldi Valentino (@reynaldivs) May 18, 2020
"Sejak awal kita ke depankan ujung tombak kita adalah masyarakat, kalau masyarakat terpapar sakit, dirawat di rumah sakit, apalagi dalam jumlah yang banyak dan tempat perawatan penuh maka yang sangat repot adalah dokter dan perawat, jadi bahasan yang selalu kami kemukakan jangan kita biarkan dokter-dokter kelelahan," ungkap Doni.
"Jangan sampai tenaga medis kehabisan waktu dan tenaga bahkan mempertaruhkan nyawa untuk keselamatan bangsa Indonesia. Mereka wajib kita lindungi karena jumlah dokter kita paling sedikit, kurang dari 200 ribu orang sedangkan dokter paru berjumlah 1.976 orang artinya 1 dokter paru melayani 245 ribu warga Indonesia," tambahnya.