Kemenperin Kuatkan Industri Obat dalam Negeri dengan Pacu Kegiatan Riset

- Rabu, 16 September 2020 | 15:51 WIB
Ilustrasi industri farmasi dan obat. (Pixabay/moakets).
Ilustrasi industri farmasi dan obat. (Pixabay/moakets).

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong kemandirian industri farmasi di tanah air sebagai sektor penting dalam menopang pembangunan kesehatan nasional. Oleh karena itu, salah salah satu langkah strategis yang sedang dilakukan adalah pengembangan industri bahan baku obat dalam rangka substitusi impor.

“Pandemi Covid-19 membuat kesigapan semua negara meningkat, termasuk dalam hal ketersediaan obat-obatan,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Muhammad Khayam, Rabu (16/9/2020).

Oleh karena itu, pemerintah terus berusaha memperkuat struktur manufaktur industri farmasi di dalam negeri, antara lain dengan memacu kegiatan riset untuk menciptakan inovasi produk agar dapat memaksimalkan ketersediaan berbagai jenis kebutuhan obat di tanah air.

Kemenperin siap mendukung penuh segala upaya pengoptimalan potensi nilai tambah dari pengolahan produk turunan petrokimia menjadi bahan baku farmasi, seperti pengembangan bahan baku obat parasetamol. Langkah ini merupakan salah satu dari program Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020 – 2024 yang dikoordinasikan dengan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN).

“Jadi, kami menyambut baik adanya sinergi kedua BUMN tersebut yang juga didukung oleh stakeholder terkait, karena diharapkan pula dapat meningkatkan daya saing industri kimia nasional, terutama pada lini industri antara (fine chemical maupun specialty chemical),” ujarnya.

Upaya substitusi impor diyakini dapat membantu menurunkan defisit neraca perdagangan Indonesia khususnya di sektor farmasi, sehingga industri farmasi Indonesia tetap menjadi kekuatan utama kesehatan di rumah sendiri

“Selama ini, industri farmasi nasional mampu memproduksi sekitar 90 persen kebutuhan obat domestik,” ungkapnya.
 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X