Hampir setiap hari puluhan warga Desa Pudak Kulon, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur menggali kuburan. Namun bukan untuk menguburkan manusia melainkan sapi.
Ya, puluhan warga setempat menguburkan sapi milik warga yang mati akibat terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Warga terpaksa mengubur sapi di lahan desa karena tidak ada pilihan lain.
Dari data yang ada, selama dua pekan sudah banyak sapi yang mati. Bahkan kejadian paling parah terjadi sejak 2 hari lalu, yakni sudah 10 ekor sapi yang mati dalam 2 hari.
"Banyak kematian akibat wabah ini membuatkan pemakaman seperti ini. Hari ini saja sudah lebih dari 10 kali, dari pagi sampai malam,” ujar Marsudi Tri Wibowo, warga Desa Pudak Kulon kepada Pramita Kusumaningrum, Tim IDZ Creators pada Jumat (17/6/2022).
Dia menambahkan bahwa warga desa kewalahan membuat liang lahat untuk sapi-sapi mereka yang mati. Karena ketika mau istirahat usai menggali lubang, ada saja laporan jika ada sapi warga yang kembali mati secara mendadak.
“Warga baru selesai menguburkan, gali kuburan lagi. Bahkan seharian belum sampai pulang, karena harus terus buatkan kuburan,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Desa Pudak Kulon mengatakan bahwa populasi sapi perah adalah 1.465 ekor. Dari data tersebut sebanyak 791 ekor terserang PMK. Sementara 38 sapi meninggal dunia dan 106 sapi yang disembelih paksa.
"Saya sangat pusing juga buat nyari lahan. Makam umum juga tidak bisa. Ya akhirnya lahan yang ada saja, " jelasnya.
Ditempat terpisah, Kepala Desa Pudak Kulon Kecamatan Pudak Sujadi Eko Admojo membeberkan kondisi ini membuat peternak semakin resah. Hal ini lantaran proses pengobatan dari Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Peternakan Ponorogo telah berhenti sejak dua hari ini.
Ia khawatir berhentinya penyuntikan anti biotik kedua ini membuat sapi semakin parah terjangkit PMK.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.
