Belajar dari Tiongkok, Lebih Baik Tunda Mudik Dulu

- Senin, 6 April 2020 | 00:48 WIB
Calon penumpang bersiap menaiki bus AKAP di terminal bayangan Pondok Pinang, Jakarta (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Calon penumpang bersiap menaiki bus AKAP di terminal bayangan Pondok Pinang, Jakarta (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Meski sedang pandemi virus corona, pemerintah tidak akan melarang masyarakat yang ingin mudik pada masa Lebaran. Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mengatakan, para pemudik nantinya akan berstatus orang dalam pemantauan (ODP).

Konsekuensinya, para pemudik harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dan diawasi pemerintah daerah tempat tujuan mudik. Namun, banyak pihak yang khawatir kalau mudik justru akan menyebabkan ledakan penyebaran virus corona.

Pada tahun lalu, ada 14,9 juta orang dari Jabodetabek yang mudik ke kampung halaman masing-masing. Jawa Tengah menjadi tujuan 5,61 juta orang, Jawa Barat ada 3,7 juta orang, dan Jawa Timur, 1,66 juta orang.

Persoalannya, Jabodetabek saat ini menjadi daerah dengan paparan tinggi virus corona. Jika mudik atau pulang kampung, maka mereka bisa menularkan virus tersebut ke daerah yang saat ini tidak ada kasus virus corona.

Kita mungkin bisa belajar dari pengalaman Tiongkok. Virus corona bermula dari Wuhan bertepatan dengan perayaan Imlek. Seperti biasa, ada banyak orang yang akan mudik saat Imlek.

Pada tanggal 20 Januari, jumlah kasus corona di Tiongkok masih terkonsentrasi di Wuhan dengan jumlah sebesar 278. Namun, pada akhir perayaan Imlek, jumlah ini melonjak menjadi 72.568.

Jumlah ini terus membengkak hingga kini virus tersebut menyebar ke berbagai negara di dunia. Pemerintah Tiongkok pun terpaksa menerapkan lockdown dan bergerak cepat membangun rumah sakit darurat.

Indonesia berpotensi mengalami hal yang sama jika mudik tahun ini masih terjadi. Mudik memang tradisi yang sulit dihilangkan, tapi apakah risikonya sepadan? Pilihan ada padamu.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Rekomendasi

Terkini

X