Sebagian Warga Masih Mengungsi Usai Tangki Pertamina di Cilacap Terbakar

- Minggu, 14 November 2021 | 09:17 WIB
Kobaran api dari kebakaran Tangki 36 T-102, Kilang Cilacap, Minggu (14/11/2021) pagi, terlihat jelas di lingkungan RT 01 RW 03, Kelurahan Lomanis, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap. (Foto: ANTARA/Sumarwoto)
Kobaran api dari kebakaran Tangki 36 T-102, Kilang Cilacap, Minggu (14/11/2021) pagi, terlihat jelas di lingkungan RT 01 RW 03, Kelurahan Lomanis, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap. (Foto: ANTARA/Sumarwoto)

Sebagian warga yang bermukim di lingkungan terdekat PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap, Jawa Tengah, masih mengungsi sejak terjadi kebakaran di Tangki 36 T-102 yang berisi komponen Pertalite.

Seperti dilansir ANTARA di Cilacap, Minggu pagi (14/11/2021), sejumlah rumah warga sekitar Ring I Kilang Cilacap khususnya lingkungan RT 01 RW 03 dan RT 02 RW 07, Kelurahan Lomanis, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, terlihat sepi tanpa ada aktivitas.

Kendati demikian, sejumlah warga lainnya  tampak beraktivitas di rumah-masing-masing yang jaraknya cukup dekat dengan lokasi kebakaran. Sementara itu, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih mengguyur wilayah Cilacap.

Salah seorang warga, Komudi (59) mengatakan ibu-ibu rumah tangga dan anak-anak mengungsi secara mandiri ke rumah saudara masing-masing maupun tempat lainnya.

"Saya tinggal di lingkungan RT 02 RW 03, kalau anak saya di sini, RT 01 RW 03," katanya saat hendak mengecek kondisi toko milik anaknya.

Menurut dia, kebakaran di Kilang Cilacap tersebut merupakan yang kedua kali pada tahun 2021.

Saat kebakaran yang terjadi pada bulan Juni 2021, kata dia, warga tidak sampai mengungsi karena kobaran apinya relatif kecil dan lokasinya jauh dari pemukiman penduduk.

"Tapi yang tadi malam, benar-benar mengungsi," katanya.

Ia mengatakan kebakaran yang terjadi pada Sabtu (13/11/2021) malam sama seperti peristiwa sebelumnya, yakni saat hujan lebat disertai petir.

Sebelum terjadi kebakaran, kata dia, beberapa kali terdengar suara sambaran petir yang cukup keras.

"Kalau enggak salah, petir kelima kena (ke tangki), bunyinya enggak begitu keras, cuma 'jep' begitu. Itu perkiraan warga, kami tidak tahu persis kejadian sebenarnya, tahu-tahu sudah menyala seperti itu," katanya.

Komudi mengatakan asap yang ditimbulkan dari kebakaran tersebut berdampak terhadap air hujan yang turun menjadi berwarna hitam.

"Mobil saya yang berwarna putih, sekarang menjadi hitam karena terkena air hujan yang tercampur asap. Kondisi air hujan jadi keruh, tapi warga sini jarang yang pakai sumur terbuka, kebanyakan menggunakan sumur bor dan PDAM," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Area Manager Communications Relations and CSR Refinery Unit (RU) IV Cilacap - PT KPI Cecep Supriyatna mengatakan pihaknya telah memberikan respons cepat bagi warga yang dikabarkan mengungsi ke dua lokasi, yakni Aula Kelurahan Lomanis dan Masjid Baitul Munir, Lomanis, pada Sabtu (13/11) malam.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X