Astaga! Madina Dikuasai Mafia Ganja, Solar, hingga Tambang Emas Liar, Penyakit Bermunculan

- Minggu, 14 Maret 2021 | 12:30 WIB
Sejumlah warga di depan rumah mereka yang terdampak banjir bandang, di Desa Muara Saladi, Ulu Pungkut, Mandailing Natal, Senin (15/10). (ANTARA FOTO/Holik Mandailing)
Sejumlah warga di depan rumah mereka yang terdampak banjir bandang, di Desa Muara Saladi, Ulu Pungkut, Mandailing Natal, Senin (15/10). (ANTARA FOTO/Holik Mandailing)

Indonesia Police Watch (IPW) menyoroti dugaan maraknya mafia di wilayah Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara. 

Para mafia di wilayah mayoritas muslim itu disebut-sebut menguasai beberapa sektor, termasuk di antaranya tambang emas liar di Kecamatan Batang Natal, hutan ganja di Panyabungan Timur, dan BBM (Bahan Bakar Minyak) jenis solar.

Untuk itu, IPW mendesak Kapolda Sumatera Utara (Sumut) yang baru, Irjen Panca Putra Simanjuntak, agar segera melakukan gebrakan dan tindakan tegas.

"Kapolda Sumut perlu bergerak cepat mengatasi dan membasmi para mafia Madina. Selama ini ketiga masalah itu terbiarkan dan semakin membuat masyarakat resah, sementara para mafia semakin semena-mena menghancurkan bumi Madina. Banyaknya tokoh penting Madina di ibukota Jakarta seakan tak berdaya mengatasi masalah di tanah kelahirannya itu," ujar Ketua Presidium Ind Police Watch, Neta S Pane dalam keterangan tertulis yang diterima Indozone, Minggu (14/3/2021).

Dalam kasus mafia BBM, misalnya, IPW menyebut ada tiga orang yang "berkuasa" yang kerap membuat solar hilang dari pasaran, akibat mereka jual ke tambang-tambang ilegal. 

"Selama ini Polres Madina maupun Polda Sumut tak berdaya menghadapi aksi ketiga mafia tersebut," kata Neta.

Dalam kasus hutan ganja di Panyabungan Timur, IPW memperkirakan luasnya saat ini sudah mencapai 20 hektare, yang semula hanya tujuh hektare. 

"Ganja ini tak hanya dijual untuk merusak generasi muda Madina, tapi pasarnya sudah merambah ke Pulau Jawa dan bersaing dengan ganja Aceh," terang Neta.

Pada 17 Desember 2020, misalnya, pihak kepolisian menemukan 173 Kg ganja dari Madina yang diselundupkan di antara buah kedondong di Depok. Lalu, 3 Maret 2021, Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat menangkap 115 kg ganja yang diselundupkan di dalam drum yang juga ditemukan di Depok, Jawa Barat. 

Setelah bandar F ditangkap, polisi kembali menemukan ladang ganja milik tersangka di Madina.

Sementara itu, kelahiran bayi cacat bermunculan di sepanjang aliran Sungai Batang Natal di Madina. 

Aksi mafia tambang ilegal terus menerus terbiarkan. Setiap hari 220 beko dibiarkan menghancurkan dan mengeruk Sungai Batang Natal untuk mencari emas. 

"Para penambang menggunakan mercuri dalam aksinya. Akibatnya, bermacam-macam penyakit bermunculan, mulai dari bayi dengan kondisi usus di luar (gastroschisis), bayi bermata satu atau cyclopia, hingga anencephaly atau kelainan pada tengkorak kepala," kata Neta.

Selain menimbulkan penyakit bagi warga, kegiatan penambangan liar ini juga membuat lingkungan rusak parah. Penambangan emas ilegal di Sungai Batang Natal ini menjamur sejak dua tahun terakhir.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X