CPO Dijegal, Indonesia Pastikan Bikin Perjanjian Dagang Berkelanjutan

- Kamis, 17 Oktober 2019 | 09:54 WIB
Pekerja mengangkut tandan buah segar kelapa sawit (ANTARA FOTO/FB Anggoro/wsj)
Pekerja mengangkut tandan buah segar kelapa sawit (ANTARA FOTO/FB Anggoro/wsj)

Pemerintah mendorong penerapan kerja sama perdagangan yang komprehensif dan berkelanjutan dengan Uni Eropa. Hal itu dilakukan dalam upaya merevisi poin-poin pada perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (comprehensif economic parthnership agreement (CEPA).

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Imam Pambagyo mengatakan, di dalam perjanjian FTA (Free Trade Agreement) CEPA antara Uni Eropa dengan negara-negara lain, terdapat bab tersendiri yang mengatur tentang pembangunan berkelanjutan (sustainable development). 

Kondisi tersebut, lanjut ia, yang kemudian ingin diterapkan pada FTA CEPA antara Indonesia dengan Uni Eropa dengan tujuan untuk meminimalisir risiko ketika terjadi permasalahan kerja sama dagang seperti terjadi pada produk Crude Palm Oil (CPO) Indonesia oleh parlemen Uni Eropa.  

"Uni Eropa itu punya chapter ini dengan semua mitra FTA-nya. Bagi Indonesia, ini pertama kali negosiasikan chapter mengenai trade and sustainable development," katanya.

Ia memastikan, Indonesia tidak sekedar ingin punya poin tersebut. Namun, akan menunjukan komitmen kuatnya dalam perdagangan dan pembangunan berkelanjutan. 

"Kalau mau addres masalah pekerja, kita addres chapter pekerja dengan benar, dengan kuat. Kalau kita mau addres masalah lingkungan, kita addres dengan chapter lingkungan," katanya.

Namun, lanjut ia, Indonesia ingin memastikan jika poin yang diminta konteksnya dalam parthnership. 

"Artinya kalau ada isu environment, terus jangan main banned atau dibatasi, tapi apa yang bisa dikerjasamakan untuk memperbaiki situasi ini," katanya. 

Iman meyakini, jika aturan baru FTA CEPA tersebut diberlakukan, maka permasalahan CPO itu bisa diselesaikan dengan lebih komprehensif. 

"Kalau ada isu dengan environtment, kenapa tidak kita gunakan kerjasama sustainable palm oil? Karena industri mereka juga banyak pakai palm oil. Jadi kita ajak lebih konstruktif mengenai masalah tersebut," katanya. (SN)

 

Artikel Menarik Lainnya: 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X