Kekhawatiran Terhadap Permintaan Global Pengaruhi Pergerakan Harga Minyak 

- Selasa, 12 Mei 2020 | 09:20 WIB
Ilustrasi kilang minyak. (Freepik/avigatorphotography).
Ilustrasi kilang minyak. (Freepik/avigatorphotography).

Harga minyak dunia bergerak lebih rendah, karena kekhawatiran terhadap permintaan yang disebabkan virus corona melampaui keputusan Arab Saudi yang mengumumkan pengurangan produksi tambahan dalam upaya untuk meningkatkan harga.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate patokan Amerika Serikat, ditutup turun 60 sen, atau 2,43%, menjadi USD24,14 per barel, demikian laporan CNBC, Senin (11/5/2020) atau Selasa (12/5/2020) pagi WIB. Dalam sesi perdagangan yang volatile,  WTI diperdagangkan setingginya USD25,58 per barel, dan serendahnya USD23,67 per barel.

Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah berjangka Brent, menurun USD1,37, atau 4,4%, menjadi USD29,60 per barel.

Dimulai 1 Juni 2020, Arab Saudi akan memangkas produksi sebesar 1 juta barel per hari, yang dikombinasikan dengan pemotongan yang disetujui OPEC dan sekutunya, menjadikan total potongan Kerajaan Arab itu mencapai 4,8 juta barel per hari, di bawah rekor tingkat produksi April. Produksi untuk Juni sekarang akan menjadi 7,492 juta barel per hari.

Arab Saudi juga mengatakan mereka akan mengurangi produksi Mei dengan persetujuan pelanggannya.

"Kerajaan bertujuan melakukan pemotongan tambahan ini untuk mendorong peserta OPEC +, serta negara produsen lainnya, untuk mematuhi pemotongan produksi yang telah mereka lakukan, dan untuk memberikan pemotongan sukarela tambahan, dalam upaya mendukung stabilitas pasar minyak global," tutur pernyataan dari lembaga pers Saudi.

-
Ilustrasi kilang minyak dunia. (Pixabay/@kentoshima1984).

Setelah pengumuman Arab Saudi, Kuwait dan UEA mengatakan mereka juga akan menerapkan pemotongan tambahan.

Rystad Energy mengatakan, dengan pemotongan baru ini, penyimpanan global kemungkinan besar tidak akan mencapai kapasitas, yang menjadi ketakutan pasar belakangan ini.

"Pemotongan tambahan 1,2 juta barel per hari tidak akan menyeimbangkan kembali pasar, tetapi pasti akan menghilangkan ketegangan dari infrastruktur penyimpanan dan  buying time  untuk menunggu permintaan  rebound," kata analis Paola Rodriguez Masiu.

Minyak menguat untuk pekan kedua berturut-turut ketika investor menyambut tanda-tanda bahwa pemulihan permintaan sedang berlangsung di tengah pengurangan produksi. 

Minyak WTI melonjak 25% minggu lalu dalam salah satu pekan terbaik dalam sejarah, sementara Brent melesat 17%. Namun, harga masih jauh di bawah level tertinggi mereka dan jalan menuju pemulihan masih jauh dari pasti. 

Senin, minyak bergerak lebih rendah di tengah kekhawatiran kemungkinan gelombang kedua kasus virus corona, setelah beberapa negara yang berhasil melewati kondisi terburuk dari serangan virus itu, termasuk Korea Selatan, melaporkan lonjakan infeksi. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X