Tak Sengaja Bunuh Chef, Pria Cacat Ini Minta Maaf ke Keluarga Korban dengan Rasa Bersalah

- Jumat, 26 Februari 2021 | 18:08 WIB
Penyandang disabilitas yang menabrak seorang koki. (Photo/Facebook/Chong Zhemin)
Penyandang disabilitas yang menabrak seorang koki. (Photo/Facebook/Chong Zhemin)

Belum lama ini, seorang juru masak berusia 59 tahun tewas di Taman Bandar Baru, Kampar, Malaysia setelah penyandang disabilitas secara tidak sengaja menabrakkan mobilnya ke sebuah kedai kopi.

Dilansir dari Kosmo, Jumat (26/2/2021), atas permintaan anggota keluarga juru masak, pria cacat itu menghadiri pemakaman almarhum. Di samping itu, seorang politisi, Chong Zhemin, menggunakan halaman Facebook-nya untuk mengenang peristiwa tersebut dan rasa bersalah dari pria yang secara tidak sengaja mengambil nyawa orang lain.

“Awalnya, saya hanya ingin menyumbang pensiun dan mengunjungi rumah almarhum untuk melihat apakah saya dapat membantu. Namun, putra almarhum mengatakan bahwa dia berharap pengemudi yang mengalami kecelakaan itu akan menghadiri pemakaman ibunya dan meminta maaf kepadanya sehingga dia bisa beristirahat dengan tenang,” tulisnya.

Zhemin kemudian berhasil menghubungi pengemudi, seorang pria yang kakinya diamputasi karena dia juga korban kecelakaan mobil dua tahun lalu.

“Sekarang, dia sudah menjadi pelaku kecelakaan. Pemandangan mengerikan itu terus membekas di benaknya. Tanpa tidur di malam hari, tidak hanya ada kesedihan di hatinya, tapi juga menyalahkan diri sendiri,” ungkapnya.

“Meski merasa sangat bersalah, dia tidak berani mengambil langkah pertama dan mempersembahkan dupa di depan aula pemakaman. Dia tidak berani menghadapi tuduhan keluarga almarhum dan mata orang lain,” jelas Zhemin.

Setelah memberi tahu pria itu bahwa dia akan menemaninya, pria itu setuju untuk pergi bersama Zhemin.

“Dia keluar rumah untuk pertama kalinya setelah kecelakaan mobil, melakukan apa yang seharusnya dia lakukan dan meminta maaf. Di aula pemakaman, anggota keluarga tidak menyalahkan pengemudi," kata dia.

"Sikap putra tertua sangat mengagumkan, tenang, dan tenang, yang membuat kami semua menghela nafas lega. Tapi, rasa pengampunan dari keluarga tidak menyebabkan pria itu memaafkan dirinya sendiri," tambahnya.

“Kita semua bisa melihat rasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri dari pengemudi yang menyebabkan kecelakaan itu. Dia diam di depan aula pemakaman. Dia berlutut di tanah dengan satu kaki, dan 'ledakan' teredam yang disebabkan oleh ketukan tiba-tiba di kepalanya mengejutkan kami. Saya segera menghentikannya untuk melanjutkan, untuk mencegah dia terluka," tulisnya.

“Kami bukan pihak yang bisa memahami rasa sakit mereka. Hanya keluarga yang dapat memutuskan apakah akan memaafkan dan hanya mereka yang dapat memutuskan apakah akan melepaskan. Jalan masih panjang, tetapi permintaan maaf selalu menjadi langkah pertama untuk melepaskan ikatan. Kami berharap mereka kuat melalui penderitaan, cepat sembuh lukanya,” pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X