Sebanyak 20 Provinsi di China Mengalami Krisis Listrik, Pabrik Terpaksa Tutup

- Kamis, 30 September 2021 | 10:31 WIB
Cerobong asap pembangkit listrik tenaga batu bara di Shenyang, provinsi Liaoning, China. (REUTERS/Tingshu Wang)
Cerobong asap pembangkit listrik tenaga batu bara di Shenyang, provinsi Liaoning, China. (REUTERS/Tingshu Wang)

Sebanyak 20 provinsi di China diyakini mengalami krisis listrik, hal ini membuat pabrik-pabrik tutup sementara atau bekerja dengan jam kerja yang pendek.

Krisis listrik juga menyebabkan toko-toko menyalakan lilin untuk menerangi toko mereka. Bahkan ada laporan yang mengatakan bahwa jaringan seluler gagal setelah pemadaman listrik selama tiga hari yang melanda provinsi timur laut China.

Dilansir Guardian, China telah mengatakan kepada perusahaan kereta api dan otoritas lokal untuk mempercepat pasokan batubara vital ke utilitas karena saat ini China bergulat dengan pemadaman listrik.

Sementara itu, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) secara resmi mendesak perancanaan ekonomi lokal, administrasi energi dan perusahaan kereta api untuk meningkatkan transportasi batu bara agar memenuhi permintaan selama musim dingin di China.

Baca juga: Kekurangan Listrik di China Picu Kekhawatiran Global

China sendiri merupakan konsumen energi bertenaga batubara terbesar di dunia.

"Setiap perusahaan kereta api harus memperkuat transportasi batubara ke pembangkit listrik (utilitas) dengan persediaan kurang dari tujuh hari dan meluncurkan mekanisme pasokan darurat pada waktu yang tepat," kata NDRC, dikutip Guardian.

Dilansir South China Morning Post, stok batubara yang digunakan untuk menghasilkan listrik, yang dipegang oleh enam kelompok pembangkit listrik terbesar negara itu, mencapai rekor terendah hanya 11,31 juta ton per 21 September, hanya cukup untuk menghasilkan listrik selama 15 hari.

Menurut makalah analisis oleh S&P Global pada hari Rabu, masalah tersebut diperburuk oleh upaya China sendiri untuk campur tangan dalam krisis yang digambarkan sebagai kotak masalah.

Langkah-langkah terbaru China untuk membatasi konsumsi energi telah banyak disalahkan karena menyebabkan krisis listrik saat ini, tetapi pembatasan lebih mungkin memicu masalah yang menumpuk selama berbulan-bulan di sekitar kenaikan harga bahan bakar dan kekurangan batu bara.

Masalah paling parah terjadi di tiga provinsi timur laut Liaoning, Jilin, dan Heilongjiang.

China, konsumen batubara terbesar dunia mengimpor total 197,69 juta ton batubara dalam delapan bulan pertama tahun 2021, turun 10% dari tahun ke tahun.

Tapi impor batubara bulan Agustus naik dari sepertiga karena pasokan domestik yang ketat.

Sementara itu, minggu ini pejabat setempat berulang kali berusaha meyakinkan orang-orang akan ada listrik untuk keperluan rumah tangga dan pemanas saat musim dingin mendekat.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X