Antisipasi Gempa Susulan Blitar, BMKG Minta Warga Waspadai Bangunan Retak

- Sabtu, 22 Mei 2021 | 09:49 WIB
Personel TNI dan Polri mengecek kondisi rumah warga yang rusak pascagempa di Desa Ploso Kecamatan Selopuro, Blitar, Jawa Timur, Jumat (21/5/2021). (ANTARA FOTO/Irfan Anshori)
Personel TNI dan Polri mengecek kondisi rumah warga yang rusak pascagempa di Desa Ploso Kecamatan Selopuro, Blitar, Jawa Timur, Jumat (21/5/2021). (ANTARA FOTO/Irfan Anshori)

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai bangunan yang retak akibat gempa saat situasi yang berpotensi terjadinya gempa susulan, usai gempa bumi yang terjadi di Blitar, Jawa Timur dengan magnitudo  6,2.

"Gempa susulan akan ada terus, dan bangunan yang mulai retak kalau bisa jangan dimasuki dulu, karena meskipun gempa susulan kecil bisa menyebabkan bangunan rubuh dan menimbulkan korban jiwa," ujar Deputi bidang Geofisika BMKG M Sadly dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (21/05) malam, seperti dilansir Antara.

Sadly mengatakan bahwa walaupun gempa bumi susulan berkekuatan kecil, namun harus diperhatikan bila menyebabkan bangunannya mengalami kerusakan atau strukturnya ada penurunan kekuatan, karena sebelumnya diguncang gempa.

BMKG meminta kepada pemerintah daerah untuk segera memastikan konstruksi bangunan di pesisir selatan Jawa seperti gedung sekolah dan perkantoran sudah sesuai standar bangunan tahan gempa.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno mengatakan bahwa walaupun kekuatan gempa itu tak menimbulkan potensi tsunami, namun dampaknya terhadap bangunan perlu diwaspadai.

"Berdasarkan data yang sudah masuk ke BMKG, gempa yang menurut hasil pemodelan tidak berpotensi menimbulkan tsunami itu menyebabkan kerusakan ringan pada beberapa bangunan fasilitas umum dan rumah warga," kata Bambang.

Bambang mengungkapkan walaupun aktivitas kegempaan di selatan Jawa terdapat peningkatan, namun ia meminta masyarakat tak perlu panik dan selalu waspada serta memperhatikan langkah evakuasi mandiri bila terjadi tsunami.

BMKG mengungkapkan bahwa gempa di tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Jumat pukul 19.09 WIB terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam Lempeng Eurasia," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

BMKG yang awalnya menyatakan gempa yang pusatnya berada di laut sekitar 57 kilometer arah tenggara Kabupaten Blitar pada kedalaman 110 kilometer itu magnitudonya 6,2, namun kemudian memutakhirkannya menjadi 5,9.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X