Taliban Bolehkan PNS Perempuan Bekerja, Tapi Hanya untuk Mengurus Toilet Umum

- Senin, 20 September 2021 | 11:40 WIB
Perempuan Afghanistan menggelar aksi demonstrasi menuntut partisipasi di sektor publik, ibu kota Kabul, Jumat, 3 September 2021. (REUTERS/Stringer)
Perempuan Afghanistan menggelar aksi demonstrasi menuntut partisipasi di sektor publik, ibu kota Kabul, Jumat, 3 September 2021. (REUTERS/Stringer)

Wali Kota sementara Kabul di era Taliban, Hamdullah Namony hanya membolehkan pegawai negeri sipil (PNS) perempuan bekerja di sektor pekerjaan yang tak bisa digantikan oleh laki-laki.

Adapun sektor pekerjaan yang dimaksud, yakni mendesain dan mengurus pengerjaan toilet umum untuk perempuan.

Bagi PNS perempuan di luar sektor pekerjaan tersebut, maka diminta untuk tetap di rumah saja karena pekerjaan masih bisa dikerjaan oleh laki-laki.

"Ada beberapa wilayah yang tak bisa dilakukan laki-laki. Kami minta maaf harus perempuan yang mengerjakannya," kata Namony dilansir AP, Senin (20/9/2021).

Kebijakan itu tentu saja membuat banyak PNS perempuan di Kabul menganggur tak memiliki pekerjaan karena meminta perempuan untuk tetap di rumah saja.

Baca juga: Diplomat Afghanistan Minta Dunia Tak Akui Pemerintahan Taliban

Keputusan tersebut dianggap tak sejalan dengan janji Taliban di awal menduduki pemerintahan Afghanistan yang berjanji akan menjalankan sistem yang lebih terbuka, khususnya untuk kaum perempuan.

Banyak perempuan di Afghanistan telah menggelar aksi protes untuk menuntut partisipasi mereka di sektor publik seperti yang terjadi pada pemerintahan sebelumnya.

Sebelumnya, Taliban mengumumkan sekolah menengah dibuka kembali pada Sabtu (18/9/2021) setelah penutupan satu bulan.

Namun dalam pengumuman itu, Taliban hanya membolehkan anak laki-laki saja yang pergi ke sekolah untuk menempuh pendidikan.

Pengumuman tersebut menjadikan Afghanistan satu-satunya negara di dunia yang melarang separuh penduduknya mengenyam pendidikan menengah.

"Dengan tidak mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah, Taliban secara de facto melarang pendidikan menengah anak perempuan untuk pertama kalinya sejak rezim mereka di tahun 90-an," kata seorang jurnalis di Twitter.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X