Jagat media sosial, terutama Instagram dihebohkan dengan tagar Blackout Tuesday (#BlackoutTuesday). Lantas, apa sih sebenarnya maksud dari tagar ini?
Dilansir dari laman USA Today, gerakan ini bermula dari eksekutif musik Jamila Thomas dan Brianna Agyemang.
Dalam sebuah situs, mereka menulis bahwa pada Selasa (2/6/2020), menjadi hari di mana semua industri terhenti, termasuk industri musik.
#TheShowMustBePaused pic.twitter.com/JHTUG34Ibj
— theshowmustbepaused (@pausetheshow) June 1, 2020
Pemberhentian ini dimaksudkan untuk menentang rasisme dan ketidaksetaraan', menyusul kematian pria berkulit hitam di Minneapolis, Amerika Serikat, George Floyd.
Tagar ini meminta orang-orang untuk mengunggah gambar hitam ke Instagram dan platform media sosial lainnya.
It’s hard to know what to say because I’ve been dealing with racism my entire life. That said, it’s rearing its ugly head right now & by God it’s time to deal with it once & for all. My team & I stand for justice. Convos will be had & action will be taken. #THESHOWMUSTBEPAUSED pic.twitter.com/0pehqgGN6o
— Quincy Jones (@QuincyDJones) May 31, 2020
Musisi Quincy Jones, menjadi salah satu orang yang ikut meramaikan tagar #BlackoutTuesday. Hal itu terlihat dalam unggahan di akun Instagram-nya.
Perusahaan musik Columbia Records, adalah penggagas utama hadirnya tagar #BlackoutTuesday, sebagai bentuk protes ketidaksetaraan dan ketidakadilan.
Blackout Tuesday. #BlackOutTuesday pic.twitter.com/8tPsNCN0U4
— YOLO61 (@Days39) June 3, 2020
Tagar #BlackoutTuesday, juga diramaikan oleh sejumlah perusahaan, seperti UMPG, Interscope Records, Motown, Caroline, Kobalt, Electric Feel Management, LVRN, Warner Music Group, dan Sony/ATV.