Kisah Penyanyi Difabel yang Tak Gentar Hadapi Kesulitan di Tengah Pandemi

- Selasa, 12 Oktober 2021 | 17:07 WIB
Pak Anton (Kanan) dan putrinya (kiri). (Foto: Dok. Kitabisa)
Pak Anton (Kanan) dan putrinya (kiri). (Foto: Dok. Kitabisa)

Walaupun tak melihat, Pak Anton tetap berjuang mencari nafkah lewat nyanyian merdu dan petikan gitarnya. Meski upah pas-pasan, tak ada pilihan lain. Ia harus merawat anaknya yang sakit setelah sang istri tiada.

13 tahun silam, sang istri kembali ke pangkuan Tuhan setelah melahirkan anak bungsunya. Sementara itu, anak kedua mereka menderita epilepsi yang membutuhkan pengobatan. Pak Anton pun akhirnya berjuang sendirian demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Sebelumnya, bapak 45 tahun ini menumpukan harapan sebagai penyanyi panggilan untuk acara pernikahan dengan upah seikhlasnya. Namun di masa pandemi, tak ada lagi yang memanggilnya untuk bernyanyi.

"Saya nggak punya tarif khusus, seikhlasnya yang manggil saja, berapapun diterima. Kadang dikasih 100 ribu sampai 300 ribu. Tapi pas pandemi ini nggak ada lagi yang manggil saya, kalaupun ada hanya 1 kali sebulan. Sudah hampir satu tahun ini saya makan dari hasil kebun atau dikasih tetangga," kata Pak Anton, baru-baru ini.

Begitu keras kehidupan yang harus dijalani keluarga Pak Anton membuatnya memutuskan hal sulit. Ia terpaksa menitipkan anak sulung dan bungsunya pada kakek mereka. Berharap anak pertama dapat membantu menjaga sang adik.

BACA JUGA: Atlet Lari Yatim Piatu Minta Bantuan, Tak Ada Biaya Mau Operasi di RS

Sementara itu, Pak Anton tinggal bersama anak keduanya yang mengidap epilepsi. Tubuhnya bisa kejang-kejang setiap waktu.

Karena kondisi itu dengan terpaksa sang anak harus putus sekolah saat duduk di kelas 5 SD dan berobat rutin selama 3 tahun.

"Untuk berobat hanya bisa mengandalkan kartu kesehatan saja, tapi tak punya ongkos untuk mengambilnya. Padahal obat harus diambil seminggu sekali, namun karena tak ada biaya, cuma diambil sebulan sekali dengan ongkos Rp40 ribu, itupun saya bingung gimana cara bayarnya," ungkap pak Anton

Tapi kesulitan tak sedikitpun membuatnya gentar, justru doa semakin kencang dipanjatkan, karena ia percaya Tuhan akan segera tiba.

Suara merdunya kini tak lagi terdengar, petikan gitarnya tak lagi menggema di telinga, nasib penyanyi difabel ini berada di ujung jurang. Jika tak segera diberikan pertolongan, pak Anton dan anaknya akan makin sengsara dan kelaparan.

Pak Anton sudah berjuang sebaik-baiknya, sehebat-hebatnya. Gimana jika sekarang kita ringanin bebannya? Yuk, bantu biaya pengobatan anak dan kebutuhan sehari-hari Pak Anton di ktbs.in/bantupenyanyidifabel.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X