Gerindra Bingung Harga Minyak Goreng Mahal, Padahal Indonesia Produsen Sawit Terbesar

- Rabu, 12 Januari 2022 | 13:20 WIB
Warga Pamulang, Tangerang Selatan, antre beli minyak goreng. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Warga Pamulang, Tangerang Selatan, antre beli minyak goreng. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Ketua Fraksi Gerindra DPR Ahmad Muzani merasa bingung dengan masih tingginya harga minyak goreng di pasaran. Padahal, menurut dia, Indonesia merupakan eksportir bahan dasar minyak sawit (crude palm oil) terbesar di dunia.

Kenaikan harga minyak goreng dipicu karena adanya momen Natal dan tahun baru. Namun pada pekan kedua Januari 2022, harga minyak goreng masih belum mengalami penurunan.

"Kita tahu memang harga CPO dunia sedang mengalami kenaikan. Tapi itu bukan menjadi patokan mengapa harga minyak goreng di dalam negeri kita masih tinggi. Apalagi Indonesia merupakan produsen terbesar bahan dasar minyak goreng. Jadi rakyat bertanya, kenapa harga minyak goreng kok masih mahal?" ujar Muzani kepada wartawan  Rabu (12/1/2022).

Baca juga: Kapolri Minta Jajaran Terjun Langsung ke Masyarakat: Bukan Lagi Anak Buah Layani Pimpinan!

Muzani berujar, saat ini hampir seluruh perusahaan-perusahaan produsen minyak goreng besar dalam negeri menggarap lahan sawit di atas tanah Hak Guna Usaha (HGU) miliki negara.

Oleh sebab itu, Muzani berharap para pengusaha kepala sawit untuk lebih bijak dalam menerapkan harga minyak. Sebab, kenaikan harga minyak goreng berimplikasi buruk terhadap pertumbuhan ekonomi kerakyatan.

"Dari data yang ada, hampir semua perusahaan yang bergerak di kelapa sawit menggunakan lahan hak guna usaha (HGU) miliki negara. Jadi ini memungkinkan para pengusaha sawit untuk menetapkan harga minyak goreng yang murah agar dapat dijangkau rakyat.

“Apalagi kita adalah produsen CPO terbesar dunia, yang artinya bahan baku minyak goreng sangat berlimpah. Ini hampir sama kasusnya dengan batu bara beberapa waktu lalu. 

Perberat Usaha Rakyat

Gerindra berharap kepedulian ini menjadi perhatian semua pihak agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati segala sumber kekayaan alam yang terkandung di bumi Indonesia sesuai amanat UUD 1945 Pasal 33 ayat 3," jelas Wakil Ketua MPR itu.

"Sebab, implikasi dari mahalnya harga minyak goreng ini sangat memperberat usaha rakyat,” tambah dia.

-
Industri kerupuk rumahan di desa Mandisari, Temanggung, Jawa Tengah. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

 

Sekjen Partai Gerindra ini menyampaikan, kasus krisis batu bara beberapa waktu lalu harus dijadikan pelajaran bagi semua pihak. Muzani meminta agar pemerintah turut memberikan perhatian lebih terhadap mahalnya harga minyak goreng. 
Misalnya, dengan menetapkan harga atas dan harga bawah bagi minyak goreng baik secara kemasan maupun eceran (minyak curah).

"Kami berharap pemerintah melihat mahalnya harga minyak goreng ini bisa diatasi seperti pemerintah mengatasi permasalah krisis batu bara beberapa waktu lalu. Misalnya dengan menetapkan harga atas dan harga bawah bagi minyak goreng kemasan dan curah.

“Saya yakin, peran pemerintah akan sangat berpengaruh dan dapat mempengaruhi harga minyak goreng di pasaran. Sehingga seluruh rakyat Indonesia dan pelaku UMKM terutama bisa menikmati murahnya harga minyak goreng sesuai dengan predikat Indonesia sebagai eksportir CPO terbesar dunia," tutup Muzani.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X