Kawasan Dolly di Surabaya, Jawa Timur yang sebelumnya dikenal dengan daerah lokalisasi pelacuran, kini berubah menjadi Pasar Burung dan Batu Akik.
Pergantian kawasan Dolly ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi warga sekitar, dan mengubah pandangan banyak orang tentang Dolly.
Iman Krestian selaku Kepala Bidang Bangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKPCKTR) Kota Surabaya, mengatakan bahwa pasar itu akan diresmikan dalam waktu dekat ini.
"Saat ini Dinas Koperasi Surabaya sedang melakukan penataan pedagangnya," ujar Iman, di Surabaya, Jumat (14/2/2020).
Iman menuturkan pembangunan Pasar Burung dan Batu Akik, yang dimulai pada tahun 2019 ini memakan waktu hingga enam bulan.
Sementara itu, pembangunan pasar ini menelan anggaran APBD Surabaya sebesar Rp3,2 miliar.
Pasar Burung dan Batu Akik ini dibangun dengan dua lantai. Satu lantai dipakai untuk pedagang burung dengan jumlah 26 stan. Sementara lantai kedua dipakai untuk pedagang batu akik yang dengan 11 stan.
"Lahan bangunan Pasar Burung dan Batu Akik Dolly, sebelumnya merupakan eks wisma Barbara. Seluruh pedagang nantinya adalah warga di sekitar Dolly, karena tujuannya memang untuk memberdayakan ekonomi warga eks lokalisasi Dolly," ungkap Iman.
Iman menambahkan, Pasar Burung ini nantinya akan dibuatkan jembatan penghubung ke gedung yang lain, yaitu eks Wisma Barbara yang kini digunakan Disperindag kota Surabaya untuk produksi sepatu.
"Jembatan penghubung ini akan terkoneksi ke lantai dua gedung pasar burung dan batu akik, jadi lantai dua untuk sentra PKL dan tempat makanannya ada di gedung eks Wisma Barbara,"katanya.