Tragedi Longsor di Tambang Emas Sulawesi Tengah, Satu Korban Belum Ditemukan

- Sabtu, 27 Februari 2021 | 01:23 WIB
Tim SAR gabungan mengevakuasi salah satu jenazah korban tertimbun tanah longsor di lokasi tambang ilegal di Desa Buranga, Kecamatan Ampibabo, Sulawesi Tengah, Kamis (25/2/2021). ANTARA/Moh Ridwan
Tim SAR gabungan mengevakuasi salah satu jenazah korban tertimbun tanah longsor di lokasi tambang ilegal di Desa Buranga, Kecamatan Ampibabo, Sulawesi Tengah, Kamis (25/2/2021). ANTARA/Moh Ridwan

Operasi SAR hari ketiga terhadap satu korban tersisa yang tertimbun tanah longsor di area pertambangan emas di Desa Buranga Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, belum membuahkan hasil.

"Operasi pencarian korban di hari ketiga belum membuahkan hasil," kata Humas Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Palu Fatmawati dilansir dari ANTARA, Jumat (26/2/2021).

Fatmawati mengatakan, pihaknya sudah mencari ke dalam lubang galian tambang emas. Total ada sekitar 108 personel yang melakukan pencarian ini. 

"Operasi SAR dihentikan sementara, mengingat hari sudah malam, kegiatan pencarian akan dilanjutkan Sabtu (27/2/2021) pagi," ucap Fatmawati.

Sejauh ini, katanya, tidak ada penambahan personel maupun alat pendukung operasi dari Kantor SAR Palu.

Sebab, jumlah personel yang bertugas dinilai sudah cukup karena proses pencarian juga dibantu sejumlah alat berat yang sejak hari pertama kejadian berada di lokasi.

"Tidak ada penambahan personel dari kantor kami," katanya.

Dari peristiwa itu, dilaporkan kurang lebih ada 23 korban. Sebanyak 16 di antaranya selamat sedangkan enam penambang meninggal dunia. Kini satu orang korban masih dalam pencarian.

Sebelumnya, terjadi longsor di lokasi penambangan emas mengakibatkan enam penambang tradisional meninggal dunia di Desa Buranga Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Musibah itu terjadi pada Rabu (24/2/2021) pukul 18.15 WITA. 

Saat itu, aktivitas pertambangan sedang berhenti karena penambang beristirahat memasuki waktu Maghrib.

Di sela-sela waktu istirahat itu, penambang tradisional memanfaatkannya untuk mendulang material hasil keruk dengan alat berat. Seketika material tersebut runtuh dan menimpa penambang.

"Tim SAR telah membuka posko informasi untuk mendukung kegiatan operasi di lapangan," kata Fatmawati.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X