Sosok Haji Jumhan bin Selo alias Haji Permata, Pengusaha yang Suka Menolong & Bersedekah

- Selasa, 19 Januari 2021 | 17:42 WIB
Haji Jumhan bin Selo alias Haji Permata semasa hidup. (Dok.Batamnews)
Haji Jumhan bin Selo alias Haji Permata semasa hidup. (Dok.Batamnews)

Kematian Haji Jumhan bin Selo alias Haji Permata menyisakan kesedihan di benak banyak orang di Kota Batam, Kepulauan Riau.

Bukan apa-apa, pengusaha berdarah Bugis yang tinggal di pesisir Tanjung Sekuang, Batam, itu merupakan sosok yang dermawan dan sudah banyak menolong orang dan sering bersedekah.

Setiap Hari Raya Idul Adha menjelang, dia akan berkurban banyak kambing dan sapi untuk dibagi-bagikan kepada warga.

Ia juga seudah banyak membantu kawula muda setempat memperoleh pekerjaan sehingga terbebas dari kubangan lumpur pengangguran.

Tak ayal, ketika mendengar kabar bahwa Haji Permata ditembak mati oleh Bea Cukai pada hari Jumat (15/1/2021), warga Kota Batam sontak geram. Mereka tidak terima, sosok yang mereka hormati itu dihabisi nyawanya dengan cara yang keji.

Panglima Paguyuban Bugis Pallapi Arona Ogi'e (PAO), Anawawik, mengutuk keras pelaku penembakan Haji Permata dan berharap pihak kepolisian mengusut tuntas kasus penembakan ini. Dia juga menilai ada ketidakseimbangan atas keterangan yang diberikan oleh pihak Bea Cukai.

“Kami sengaja kembali datang hari ini untuk meminta kejelasan namun sayangnya belum ada titik terang. Sementara dirilis yang disebar seolah olah membuat pembodohan di masyarakat seperti pernyataan bahwa korban berusaha kabur dengan cara melompat. Padahal pada kenyataannya jangankan untuk melompat untuk berjalan saja beliau perlu dipapah mengingat usia beliau yang sudah 70 tahun,” katanya, saat mendatangi Kantor Bea Cukai Tembilahan, Sabtu (16/1/2021).

Di tempat yang sama, Ketua Paguyuban Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Masrur Amin meminta kepada pelaku yang menembak Haji Permata untuk menyerahkan diri ke polisi sebelum ditemukan di jalan oleh pihaknya.

"Sebaiknya pihak Bea Cukai menyerahkan pelaku penembakan kepada pihak berwajib dalam waktu 2x24 jam. Jangan sampai kawan-kawan kami di lapangan menyatakan perang. Kami juga bisa mencari pelaku, sampai ke lubang semut pun kami cari," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga, Syarif Hidayat mengatakan, peristiwa itu terjadi saat satuan petugas patroli laut Bea Cukai wilayah khusus Kepulauan Riau bersama Bea Cukai Tembilahan Provinsi Riau, melakukan pengejaran terhadap empat kapal cepat (high speed craft/HSC) bermesin 6 x 250 PK tanpa nama yang diduga penyelundup rokok ilegal di perairan Sungai Buluh, Riau.

Tewasnya Haji Permata, kata Syarif, karena adanya perlawanan terhadap petugas saat kelompok pelaku penyelundup akan diamankan.

“Petugas memerintahkan kapal tersebut untuk berhenti namun tidak dipatuhi dan bahkan berusaha untuk menabrak kapal patroli petugas,” kata Syarif, dalam konferensi pers di kantor Bea Cukai Tembilahan.

Syarif mengaku, saat Haji Permata menggunakan kapal cepat mencoba melakukan perlawanan, pihak Bea Cukai kembali memberikan peringatan melalui sirine dan perintah lisan melalui pengeras suara.

Namun, menurutnya, dua kapal cepat lainnya yang sebelumnya sudah kabur justru kembali bersama belasan orang menggunakan kapal pancung dan melempari kapal petugas BC dengan bom molotov, mercon, serta kembang api.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X