Rupiah meneruskan tren positif pada perdagangan pagi ini, Senin (8/6/2020). Dikutip dari data RTI Business pukul 10.28 WIB, rupiah tercatat naik 29 poin atau setara 0,21% ke level Rp13.891/US$.
Rupiah sendiri telah menguat 4,75% dalam sepekan terakhir. Bahkan, jika ditilik data sebulan terakhir, rupiah telah menguat 6,74%. Rupiah telah kembali kepada fundamentalnya, sebelum masa pandemi virus corona terjadi.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan kemungkinan besar kurs rupiah melanjutkan tren penguatan pada hari ini. Jumlah pengangguran di AS mulai menurun dan pembukaan lockdown menjadi sinyal ekonomi AS yang mulai bangkit kembali.
"Jumlah pengangguran di AS mulai turun pada bulan Mei lalu. Jumlah warga AS yang kembali dipekerjakan juga meningkat. Ditambah AS sudah melonggarkan lockdown. Ini menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar," kata Ariston di Jakarta, Senin (8/6/2020).
Sebagai informasi saja, angka pengangguran di Negeri Paman Sam mengalami penurunan di bulan Mei. Mulai dibukanya kembali secara bertahap perekonomian AS di bulan Mei ditengarai menjadi penyebab turunnya angka pengangguran ini.
Tingkat pengangguran AS turun menjadi 13,3% pada Mei 2020 dari level 14,7% pada April yang merupakan rekor tertinggi sejak 1939. Tingkat ini juga berada di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan akan berada di 19,8%.
Jumlah lapangan pekerjaan di AS meningkat sebanyak 2,5 juta pada Mei. Angka ini mengungguli estimasi para ekonom yang memperkirakan bahwa jumlah pekerjaan yang hilang di bulan Mei mencapai 8,3 juta.
Menurut Ariston, kondisi ini akan kembali menimbulkan kepercayaan pelaku pasar pada pemulihan ekonomi global. Minat investor pada aset mata uang emerging market kembali meningkat. Ini yang diperkirakan mendorong rupiah lanjut menguat hari ini.
"Saya kira kurs rupiah hari ini berada di kisaran Rp13.700 - Rp14.000 per dolar AS," pungkasnya.
