Pilu Warga Sudan Selatan Bertahan Hidup dengan Makan Dedaunan

- Selasa, 1 Juni 2021 | 12:27 WIB
Warga Sudan Selatan bertahan hidup dengan dedaunan. (The Guardian/Simona Foltyn)
Warga Sudan Selatan bertahan hidup dengan dedaunan. (The Guardian/Simona Foltyn)

Di saat kita bingung memikirkan akan masak menu apa untuk hari ini, warga Sudan Selatan justru bingung bagaimana bertahan hidup karena tidak ada makanan yang bisa mereka makan.

Konflik dan kemiskinan membuat warga negara di Afrika tersebut mengalami krisis kelaparan. Karena tidak punya pilihan, warga di sana sampai mengonsumsi dedaunan dan buah-buahan liar untuk menghentikan bunyi keroncongan di perut mereka.

Adalah Ayen Madit (40), ibu tujuh anak ini mencoba bertahan hidup dengan mengandalkan hasil alam saat kerawanan pangan memburuk di wilayah Bhar El Ghazal Utara, Sudan Selatan.

Setiap hari, mereka akan pergi ke hutan dari jam 8 pagi sampai sore untuk mencari buah liar, dedaunan dan hasil alam lainnya yang bisa dimakan.

“Kami pergi berkelompok mencari daun pohon dan buah-buahan liar. Meninggalkan anak-anak kami untuk tinggal di rumah tanpa apapun yang bisa dimakan. Mereka hanya makan di malam hari saat kami kembali dari hutan,” kata Madit.

"Kami mengorbankan hidup kami untuk anak-anak agar mereka bisa makan," lanjutnya.

Tak jarang makanan yang dimakan tersebut membuat anak-anak mengalami diare. Mereka diketahui sering makan daun pohon Lalop yang pahit. Hanya daun ini yang paling sering ditemui dan bisa dikonsumsi meski rasanya pahit.

Tidak ada bantuan dari pemerintah setempat. Karena itu, Madit berharap pemerintah bisa membuka matanya dan ada lembaga kemanusiaan yang datang memberikan mereka mbantuan.

“Warga Sudan Selatan, kami benar-benar menderita dan membutuhkan pemerintah untuk menyelamatkan kami. Kami masih berharap pemerintah bisa menyelamatkan kami dari situasi mengerikan ini,” kata Madit.

Madit dan warga Sudan Selatan lainnya hidup dalam kondisi tersebut tanpa jatah makanan dari pemerintah maupun badan dunia.

Sebelumnya, badan-badan PBB baru-baru ini telah memperingatkan bahwa 7,24 juta warga Sudan Selatan di ambang bencana kelaparan karena kerawanan pangan memburuk akibat banjir, konflik, dan virus korona.

Kondisi krisis ini sendiri dikarenakan konflik yang tidak berkesudahan. Pada tahun 2014, Desa Reke yang dihuni 3.000 pengungsi kasus konflik antara pemerintah dan pemberontak dalam ambang bencana kelaparan.

Keadaan kemudian makin parah pasca hujan besar yang meneghentikan semua bantuan makanan ke daerah tersebut.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X