FOTO: Sedikitnya 25 Orang Tewas Akibat Banjir di Provinsi Henan, China Tengah

- Kamis, 22 Juli 2021 | 09:40 WIB
REUTERS/CHINA DAILY
REUTERS/CHINA DAILY

Sedikitnya 25 orang tewas di provinsi Tengah China yang dilanda banjir, Henan. Sekitar 12 orang terjebak di jalur kereta bawah tanah di Ibu Kota Zhengzhou, dan hujan diperkirakan akan terus turun di wilayah tersebut.

Sekitar 100.000 orang telah dievakuasi di Zhengzhou, pusat industri dan transportasi, di mana jalur kereta api dan jalan terganggu.

Bendungan dan waduk telah meluap ke tingkat peringatan dan ribuan tentara telah dikerahkan dalam upaya penyelamatan di provinsi tersebut.

Dilansir dari Reuters, 12 belas orang tewas dan lebih dari 500 orang dievakuasi setelah terowongan kereta bawah tanah banjir.

Beberapa foto yang beredar di media sosial menunjukkan komuter kereta tenggelam dengan air setinggi dada dalam kegelapan dan satu stasiun berubah menjadi kolam besar berwarna cokelat.

"Airnya sampai ke dada saya," tulis seorang korban selamat di media sosial. "Saya benar-benar takut, tetapi yang paling menakutkan bukanlah airnya, tetapi pasokan udara yang berkurang di kereta."

Hujan menghentikan layanan bus di kota berpenduduk 12 juta orang tersebut, kata seorang warga bermarga Guo.

"Itulah mengapa banyak orang naik kereta bawah tanah, dan tragedi itu terjadi," kata Guo kepada Reuters.

Sejauh ini sedikitnya 25 orang dilaporkan tewas akibat hujan lebat yang melanda provinsi itu sejak akhir pekan lalu, dengan tujuh orang hilang.

Media mengatakan korban tewas termasuk empat warga Kota Gongyo, yang terletak di tepi Sungai Kuning seperti Zhengzhou, menyusul runtuhnya rumah dan bangunan akibat hujan.

Hujan diperkirakan akan terus turun di seluruh Henan selama tiga hari kedepan, dan Tentara Pembebasan Rakyat telah mengirim lebih dari 5.700 tentara dan personel untuk membantu pencarian dan penyelamatan.

Ilmuwan berkomentar, "seperti gelombang panas baru-baru ini di Amerika Serikat dan Kanada serta banjir ekstrem yang terjadi di Eropa Barat, curah hujan di China juga pasti terkait dengan pemasan global."

"Peristiwa cuaca ekstrem seperti ini kemungkinan akan menjadi lebih sering terjadi di masa depan," kata Johny Chan, seorang profesor ilmu atmosfer di City University of Hong Kong.

"Yang dibutuhkan adalah pemerintah mengembangkan strategi untuk beradaptasi dengan perubahan seperti itu."

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X