Presiden Jokowi Tak Mau BUMN Sering Diproteksi: Maaf, Terlalu Enak Sekali

- Sabtu, 16 Oktober 2021 | 13:17 WIB
Presiden Jokowi (ANTARA FOTO/Setpres/Agus Suparto)
Presiden Jokowi (ANTARA FOTO/Setpres/Agus Suparto)

Presiden Jokowi tak ingin BUMN sering mendapat proteksi lagi, yang menyebabkan BUMN pada akhirnya tidak berani berkompetisi.

"Kalau yang lalu-lalu BUMN-BUMN terlalu keseringan kita proteksi, sakit, tambahin PMN (Penyertaan Modal Negara), sakit, kita suntik PMN. Maaf, terlalu enak sekali," kata Presiden Jokowi, Sabtu (16/10/2021).

Presiden Jokowi menyampaikan hal itu saat memberikan arahan kepada para Direktur Utama BUMN di Hotel Meruorah Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Berkompetisi tidak berani, bersaing tidak berani, mengambil risiko tidak berani. Bagaimana profesionalisme kalau itu tidak dijalankan? Jadi tidak ada lagi yang namanya proteksi-proteksi, sudah lupakan Pak Menteri yang namanya proteksi-proteksi," tegas Presiden.

Presiden Jokowi meminta agar BUMN dapat "go global" dan bersaing internasional.

"Jadi mulai harus menata adaptasi pada model bisnisnya, teknologinya, paling penting ini. Dunia sudah seperti ini, revolusi industri 4.0, disrupsi teknologi, pandemi," tambah Presiden.

Presiden pun berharap agar BUMN dapat cepat beradaptasi dengan perubahan yang cepat tersebut.

"Kalau Pak Menteri sampaikan pada saya, ini ada perusahaan seperti ini, kondisinya seperti ini, kalau saya tutup saja! Tidak ada selamet-selametin bagaimana kalau sudah begitu," ungkap Presiden.

Presiden Jokowi juga meminta agar BUMN tidak lagi hanya melakukan penugasan pemerintah tanpa kalkulasi.

"Saya bisa memberi penugasan membangun jalan tol, tapi ya dihitung dong, ada kalkulasinya dan diberitahu 'Pak ini RR-nya 'internal rate of return-nya' sekian, jadi kami memerlukan suntikan dari APBN sekian. Jangan kalau pas dapat penugasan rebutan, tidak ada kalkulasi karena penugasan, kemudian ngambil pinjaman jangka pendek padahal infrastruktur untuk jangka panjang, ya tidak ketemu. Kalau tidak logis bagaimana membuat logis tapi dengan kalkulasi? Ini yang kultur dulu kita tinggalkan," jelas Presiden.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Tags

Rekomendasi

Terkini

X