Perdana Menteri (PM) Peru Hector Valer secara resmi menyatakan mundur dari jabatannya pada Sabtu (5/2/2022), setelah empat hari menjabat. Keputusannya datang setelah ada tuduhan bahwa dia memukuli putri dan mendiang istrinya.
Valer menuduh ada pergerakan politik yang memaksa dia mengundurkan diri sebagai perdana menteri, berdasarkan tuduhan palsu kekerasan dalam rumah tangga.
"Pengaduan terhadap saya didasarkan pada kebohongan," katanya mengutip The Guardian, Minggu (6/2/2022).
“Saya datang untuk meninggalkan setetes darah untuk mendukung pembangunan pemerintahan ini,” dia menambahkan.
Pada Jumat (4/2/2022), Presiden Peru Pedro Castillo mengatakan dia akan merombak kabinet lagi, setelah tiga hari penunjukan Valer.
Baca juga: Pemilu 2024, AHY: Lebih Baik Jadi Kuda Hitam yang Tidak Diperhitungkan tapi Menang
Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda kapan perombakan akan dilakukan.
Castillo harus merombak kabinet keempatnya hanya dalam enam bulan masa jabatannya, karena politik Peru sedang bergejolak.
Tuduhan Kekerasan
Sementara itu, laporan polisi muncul dari tahun 2016 di mana putri Valer dan mendiang istrinya menuduhnya melakukan kekerasan.
Laporan The Guardian, putrinya yang kini berusia 29 tahun membuat pernyataan bahwa ayahnya “menampar, meninju, dan menendang wajahnya” serta menjambak rambutnya.
Valer telah membantah tuduhan itu dan mengatakan bahwa laporan itu palsu.