Bahaya yang Mengintai dari Tren Skullbreaker Challenge

- Senin, 17 Februari 2020 | 10:53 WIB
Potret orang yang sedang melakukan Skullbreaker Challenge  (screenshoot/Instagram/@danielzamrii)
Potret orang yang sedang melakukan Skullbreaker Challenge (screenshoot/Instagram/@danielzamrii)

Baru-baru ini, media sosial kembali diramaikan dengan sebuah tren challenge yang menuai kontoversi. Tren challenge bernama Skullbreaker Challenge ini, dilakukan oleh tiga orang yang membentuk barisan.

Nama tren ini sendiri berasal dari kata berbahasa Spanyol "Rompcraneos", yang dalam bahasa Inggris berarti Skullbreaker atau penghancur tempurung kepala/tengkorak.

Dilansir dari laman New York Post, tren challenge ini berawal dari Venezuela yang merupakan bagian dari rangkaian tantangan bodoh (stupid challenge).

Skullbreaker Challenge ini dimainkan dengan cara, tiga orang berdiri sejajar menyamping. Dua orang yang ada di sisi kanan dan kiri, melompat terlebih dahulu hingga kakinya mendarat kembali ke lantai.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by D A N I E L Z A M R I I (@danielzamrii) on

Setelah keduanya sudah menapakkan kaki ke lantai, orang yang ditengah juga ikut melompat. Namun, di saat bersamaan, kedua rekan yang ada di sampingnya akan menjegal kaki orang di tengah hingga terjatuh.

Meski pemain tampak kegirangan saat melakukan challenge, namun tren ini dinilai berbahaya oleh banyak pihak, mulai dari orang tua, pihak sekolah hingga para dokter.

Dilansir dari laman Khaleejtimes, beberapa orang remaja di Kanada dan sejumlah negara lain dilaporkan mengalami cedera, usai melakukan Skullbreaker Challenge.

Sementara itu, Dr Srinivas Janga, spesialis bedah saraf di Prime Hospital mengatakan, saat seseorang terjatuh dengan posisi kepala membentur lantai dapat menimbulkan risiko cedera pada bagian tempurung kepala.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Annahar (@annaharkwt) on

"Ada risiko cedera pada tempurung kepala yang bisa mengancam jiwa seperti pendarahan otak," ujar dr. Janga.

Tak hanya itu, dr. Janga juga menyebut Skullbreaker Challenge bisa membuat tulang belakang cedera hingga berujung pada kelumpuhan di tubuh bagian bawah. Lebih mirisnya lagi, cedera parah akibat challenge itu tak bisa disembuhkan dengan tindakan medis atau bedah.

"Jatuh dengan bertumpu pada bokong akan berujung pada fraktur tulang ekor dan menyebabkan penurunan fungsi saraf seperti inkontinensia," kata dr. Janga.

Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mengimbau para anak-anak dan pelajar untuk tidak mengikuti tren challenge ini, sebab bisa membahayakan diri sendiri.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X