Menteri Pertahanan Jepang Akui Sulit Membaca Strategi Militer China

- Kamis, 17 Juni 2021 | 21:45 WIB
 Kendaraan militer China yang membawa rudal balistik anti-kapal DF-21D, yang dikenal sebagai pembunuh kapal induk, melewati Gerbang Tiananmen di Beijing selama parade militer pada tahun 2015. (photo/REUTERS/Andy Wong/ilustrasi)
Kendaraan militer China yang membawa rudal balistik anti-kapal DF-21D, yang dikenal sebagai pembunuh kapal induk, melewati Gerbang Tiananmen di Beijing selama parade militer pada tahun 2015. (photo/REUTERS/Andy Wong/ilustrasi)

Jepang menuding tujuan militer China tidak jelas dan ekspansi cepat angkatan bersenjatanya perlu menjadi perhatian serius --keadaan yang mengharuskan Eropa, Amerika Serikat, dan negara-negara Asia lainnya bersatu untuk melawan Beijing.

"China telah meningkatkan kapasitas militernya dengan sangat cepat dan kami tidak yakin apa niat China," kata Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi kepada subkomite keamanan dan pertahanan Parlemen Eropa dikutip dari REUTERS.

"Dan kami sangat prihatin dengan ini," lanjutnyas.

Para pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Senin (14/6) mengatakan untuk pertama kalinya bahwa kebangkitan China menghadirkan "tantangan sistemik". 

Perjalanan delapan hari Presiden AS Joe Biden ke Eropa berfokus pada menggalang dukungan untuk strategi Amerika guna menahan kekuatan China yang meningkat.

Baca juga: Terima Suap, Mantan Bupati Muara Enim Divonis 8 Tahun Penjara dan Denda Rp350 Juta

Kantor misi China untuk Uni Eropa (EU) menegur NATO dan mengatakan pihaknya "berkomitmen pada kebijakan pertahanan yang bersifat defensif."

Kishi mengatakan kepada anggota parlemen EU bahwa rudal balistik China serta keputusan Beijing untuk meningkatkan anggaran pertahanannya menjadi empat kali lipat dari Jepang dan militerisasi pulau-pulau di Laut China Selatan perlu "diamati dengan waspada" untuk "menjaga perdamaian."

"Mereka memperluas anggaran pertahanan nasional mereka secara besar-besaran. “Masyarakat internasional harus bangkit dengan satu suara untuk mendekati China," kata dia.

Kishi juga meminta China untuk menjelaskan mengapa negara itu mengembangkan angkatan udaranya dengan cepat, yang sekarang terbesar ketiga di dunia, menurut data Departemen Pertahanan AS.

China memiliki angkatan laut terbesar di dunia, dengan jumlah kapal perang dan kapal selam yang lebih banyak daripada AS --kekuatan militer terkemuka di dunia, menurut data AS berdasarkan perkembangan pada 2019.

Selain itu, China memiliki lebih dari 1.250 rudal balistik yang diluncurkan dari darat serta rudal jelajah yang juga diluncurkan dari darat dengan jangkauan antara 500 kilometer dan 5.500 kilometer, jangkauan yang lebih jauh dari AS.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X