Tuntut Jokowi Mundur Karena Anggap Kebijakan Rugikan Rakyat, Ruslan Buton Ditangkap Polisi

- Jumat, 29 Mei 2020 | 12:20 WIB
Ruslan Buton saat dijemput polisi usai menuntut Presiden Jokowi mundur. (Foto: Istimewa)
Ruslan Buton saat dijemput polisi usai menuntut Presiden Jokowi mundur. (Foto: Istimewa)

Ruslan Buton, eks Panglima Serdadu Trimatra Nusantara ditangkap polisi di kediamannya Desa Wabula 1, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Kamis (28/5/2020). Ia ditangkap oleh aparat gabungan dari Polres Buton dan Mabes Polri, menyusul video surat terbukanya kepada Presiden Jokowi yang viral karena menuntut Jokowi mundur.

Video penangkapan Ruslan telah beredar di media sosial. Mengenakan kemeja putih lengan pendek, ia tampak tenang dan bersikap kooperatif. Ia juga sempat berpamitan dengan keluarga dan para tetangganya yang menyaksikan penjemputannya.

"Sampai ketemu ya," katanya seraya melambaikan tangan kepada orang-orang sebelum masuk ke mobil polisi.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kendariinfo (@kendariinfo) on

Dalam surat terbukanya, Ruslan menuntut Jokowi mundur sebagai presiden karena katanya, "Kebijakan-kebijakan saudara selalu melukai dan merugikan kepentingan rakyat, bangsa dan negara."

Ruslan juga menilai bahwa sistem di Indonesia ibarat benang kusut semenjak dipimpin Jokowi.

"Suka atau tidak suka, di era kepemimpinan saudaralah semua menjadi kacau balau alias amburadul dalam segala hal. Entah karena ketidakmampuan saudara, atau bisikan kelompok yang memiliki kepentingan yang tidak saudara pahami atau mungkin karena saudara telah tersandera oleh kepentingan elit politik," katanya.

Berikut surat terbuka Ruslan Buton selengkapnya.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Saya Ruslan Buton, mewakili suara seluruh warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat prihatin dengan kondisi bangsa saat ini. Di tengah Pandemi Covid-19, saya melihat tata kelola berbangsa dan bernegara yang begitu sulit dicerna akal sehat untuk dipahami oleh siapapun.

Kebijakan-kebijakan saudara selalu melukai dan merugikan kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Yang lebih menghawatirkan lagi adalah ancaman lepasnya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kami cintai ini.

Suka atau tidak suka, di era kepemimpinan saudaralah semua menjadi kacau balau alias amburadul dalam segala hal. Entah karena ketidakmampuan saudara, atau bisikan kelompok yang memiliki kepentingan yang tidak saudara pahami atau mungkin karena saudara telah tersandera oleh kepentingan elit politik.

Di sini saya tidak akan memaparkan kebijakan-kebijakan saudara yang lebih banyak merugikan rakyat, bangsa dan negara, sebagai bentuk etika berkomunikasi saya terhadap saudara yang kebetulan menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.

Saudara Joko Widodo yang saya hormati. Semua sistem yang berlaku di negeri ini bagaikan benang kusut yang sangat sulit untuk dirajut kembali. Oleh karenanya, dengan bahasa yang sangat sederhana ini, saya memohon dengan hormat agar saudara dengan tulus dan ikhlas secara sadar untuk mengundurkan diri dari jabatan saudara sebagai Presiden Republik Indonesia.

Hal ini perlu dilakukan demi kepentingan bangsa untuk menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebelum kedaulatan negara benar-benar runtuh dan dikuasai asing terutama China Komunis.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X