Novel Baswedan Ungkap Kejanggalan Penyidikan dan Persidangan Kasusnya

- Senin, 18 Mei 2020 | 13:31 WIB
Novel Baswedan saat lakukan diskusi online. (FaceBook/@sahabaticw).
Novel Baswedan saat lakukan diskusi online. (FaceBook/@sahabaticw).

Kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan sudah memasuki proses persidangan. Novel yang merasa ada banyak hal yang janggal dalam setiap proses kasusnya kini angkat bicara.

Berikut yang Novel ungkapkan dalam diskusi di Facebook.

Nggak kenal pelaku dan motif yang aneh.

-
Pelaku penyiraman air keras. (ANTARA FOTO/Abdul Wahab).

Kejanggalan pertama yang dipaparkan Novel dalam proses persidangan yakni mengenai motif para pelaku melakukan aksi penyiraman terhadapnya. Sangat janggal dengan motif pribadi pelaku dengan sengaja menyiram air keras ke Novel.

"Pertama kali saya lihat di persidangan itu emang sepertinya sedang mengarahkan untuk membuat suatu kesimpulan seolah-olah penyerangan ke saya dilakukan dengan motif pribadi," kata Novel dalam diskusi di live FaceBook Sahabat ICW, Senin (18/5/2020).

Padahal Novel sendiri tidak mengenal pelaku penyiraman air keras itu. Saksi-saksi penting yang mengetahui kejadian itu pun tidak dihadirkan dalam persidangan itu karena berkas perkara dari para saksi tidak masuk ke persidangan.

"Terkait seolah-olah ini diarahkan dendam pribadi. Saksi-saksi yang penting, yang mengetahui fakta-fakta diserang itu tidak dimasukan ke berkas perkara. Saya baru mengetahui saat saya hadir di persidangan," kata Novel.

Air aki yang disiram?

-
Ilustrasi air keras. (freepik).

Kejanggalan kedua dari Novel terkait dengan air yang digunakan pelaku untuk menyiram Novel. Di persidangan disebutkan jika air itu merupakan air aki yang padahal Novel meyakini itu merupakan air keras.

"Saya lihat ada kesan digambarkan penyerang itu menggunakan air aki, saya bisa ketahui karena dakwaan jaksa mengatakan demikian, hakim pun mengatakan air aki yang digunakan. Ini suatu hal aneh seperti ada suatu kekompakan di sana," papar Novel.

"Saya menyajikan fakta-fakta kuat kalau itu bukan air aki. Hal utama adalah aroma dari air itu. Banyak saksi yang mencium dari aroma air yang disiram ke saya, baunya sangat menyengat," sambung Novel.

Novel menyebut di tempat pelaku menuang air keras itu, air tersebut sempat jatuh dan mengenai sebuah beton. Warna beton yang terkena air itu pun berubah warna dan menunjukan kalau itu memang benar air keras dan bukan air aki.

"Belum lagi ada saksi-saksi yang lihat baju saya yang kena air keras seperti beruap, ketika dipegang dengan tangan biasa itu sangat panas. Itu bukanlah ciri-ciri air aki tapi air keras ditambah efek ke muka yang panas," kata Novel.

Kenapa baju dan botol tidak dijadikan barang bukti?

-
Ilustrasi bukti terbakar. (Freepik/pressfoto).

Keheranan Novel tidak berhenti di situ. Dia kembali merasa janggal karena baju yang ia kenakan saat terkena air keras itu tidak dijadikan barang bukti saat persidangan.

"Baju di depan ada bekas guntingan itu saya aneh karena saya buka baju sendiri di TKP dan lari cari air. Itu aneh kenapa baju itu dipotong dan potonganya dibawa kemana?," kata Novel.

Lebih jauh Novel mengatakan selain baju, ada pula botol yang membawa air keras itu pun tidak dijadikan barang bukti dalam persidangan. Masih banyak lagi kejanggalan yang dirasakan Novel maupun kuasa hukumnya dimulai dari proses penyidikan kasus ini hingga proses persidangan.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Polres Langkat Musnahkan Barbuk Ganja dan Sabu

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB
X