Perempuan Dinilai Masih Jadi Korban Diskriminasi di Tengah Pandemi Corona

- Sabtu, 25 April 2020 | 10:46 WIB
Sejumlah emak-emak tampak tengah berjemur di pagi hari. (INDOZONE/Arya Manggala)
Sejumlah emak-emak tampak tengah berjemur di pagi hari. (INDOZONE/Arya Manggala)

Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), diskriminasi perempuan masih terus terjadi baik dari sisi ekonomi, akses terhadap layanan kesehatan dan stimulus yang diberikan pemerintah, hingga potensi menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Hal ini menjadi sorotan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam sebuah pertemuan dengan delapan menteri luar negeri perempuan baru-baru ini.

Dalam sebuah diskusi daring baru-baru ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, mengatakan perempuan memiliki beban ganda dalam masa pandemi ini.

"Kondisi darurat wabah corona ini berpengaruh pada sisi kehidupan perempuan, baik secara sosial dan ekonomi. Pertama, pekerja perempuan sebanyak 31 persen di-PHK dan dirumahkan. Selama ini kadang mereka menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, bahkan kepala keluarga. Kini mereka beralih menjahit masker, APD, membuat handsanitizer yang dijual untuk mencukupi kebutuhan. Banyak juga pekerja migran perempuan yang pulang ke tanah air karena wabah corona dan kini menganggur," katanya seperti dikutip darai VOA Indonesia, Sabtu (25/4/2020).

"Selain itu, perempuan pekerja juga dibebani di rumah dengan adanya sistem belajar di rumah untuk anaknya. Dampaknya, wabah corona memberi beban ganda bagi perempuan. Tingkat stress yang tinggi berpotensi menimbulkan kekerasan gender atau KDRT. Perempuan dan anak menjadi korban," sambungnya.

Kepala BNPB yang ditunjuk menjadi Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo tidak memungkiri besarnya peran yang sesungguhnya dapat dimainkan perempuan dalam masa sulit ini.

“'Data yang kami peroleh secara umun, peran perempuan dalam menangani covid Covid-19 sangat luar biasa. Perempuan Indonesia yang menjadi perawat sekitar 71 persen, sisanya 29 persen laki-laki. Sementara data global (WHO), menunjukan, perempuan perawat sekitar 70 persen. Ini melampaui peran prosentase global. Sedangkan prosentase dokter masih separuh perempuan yang menjadi dokter separuhnya.Perempuan memiliki peran luar biasa dan sangat strategis," ujar Doni.

Sementara itu, Ketua DPR Puan Maharani mendorong keterlibatan perempuan lebih jauh untuk mengatasi virus ini.

"Perempuan bukan saja kelompok yang terdampak besar wabah Covid-19 tetapi juga memiliki peran besar dalam melawannya," kata puan.

Perempuan memiliki peran yang signifikan di berbagai tempat. Mulai dari keluarga sebagai pendamping anak dan suami, memastikan pemenuhan gizi seimbang, penyedia kebutuhan keluarga agar tetap sehat,” tandasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X