Mencekam, Pasukan Militer Kembali Tembak Mati Lima Demonstran Anti Kudeta Myanmar

- Minggu, 2 Mei 2021 | 20:23 WIB
Polisi menyemprotkan kanon air ke arah pengunjuk rasa yang berdemonstrasi atas kup dan menuntut dibebaskannya pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, Naypyitaw, Myanmar, Senin (8/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/foc/cfo (REUTERS/STRINGER)
Polisi menyemprotkan kanon air ke arah pengunjuk rasa yang berdemonstrasi atas kup dan menuntut dibebaskannya pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, Naypyitaw, Myanmar, Senin (8/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/foc/cfo (REUTERS/STRINGER)

Demonstrasi anti kudeta Myanmar masih terus berlanngsung selama tiga bulan belakangan ini. Tak hanya di Myanmar, aksi protes lain di komunitas Myanmar di seluruh dunia juga ikut untuk menandai apa yang oleh penyelenggara disebut 'revolusi musim semi global Myanmar'.

"Guncang dunia dengan suara persatuan rakyat Myanmar," kata penyelenggara demonstrasi, seperti dilansir Antara, Minggu (2/5/2021).

Di samping itu, para pasukan keamanan Myanmar hingga saat ini terus melepaskan tembakan ke para demonstran, sedikitnya ada lima orang demonstran yang tewas ditembak pada Minggu (2/5/2021).

Kelompok demonstran yang beberapa di antaranya dipimpin oleh para biksu Buddha, berjalan melalui kota-kota termasuk pusat komersial Yangon, kota kedua Mandalay.

Dua orang ditembak dan dibunuh di pusat Kota Wetlet, sementara dua orang tewas di berbagai kota di Negara Bagian Shan di timur laut.

Satu orang juga tewas di kota pertambangan giok utara Hpakant. 

Unjuk rasa hanyalah salah satu masalah yang diakibatkan oleh penggulingan pemerintah terpilih yang dipimpin peraih Nobel, Aung San Suu Kyi.

Perang dengan pemberontak etnis minoritas di daerah perbatasan terpencil di utara dan timur telah meningkat secara signifikan selama tiga bulan terakhir, membuat puluhan ribu warga sipil mengungsi, menurut perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Di beberapa tempat, warga sipil dengan senjata telah bertempur dengan pasukan keamanan sementara di daerah pusat fasilitas militer dan pemerintah yang telah diamankan selama beberapa generasi telah dilanda serangan roket dan gelombang ledakan kecil yang tidak dapat dijelaskan.

Program Pembangunan PBB memperingatkan pekan lalu bahwa dampak pandemi dan krisis politik dapat menyebabkan sebanyak 25 juta orang jatuh ke dalam kemiskinan pada tahun 2022.

Militer membenarkan tindakan kudeta untuk merebut kekuasaan karena keluhannya atas kecurangan dalam pemilu November tahun lalu, yang dimenangi oleh partai Suu Kyi, tidak ditangani oleh komisi pemilihan yang menganggap pemilu itu telah berlangsung secara adil.

Kini, Suu Kyi (75) telah ditahan sejak kudeta bersama dengan banyak anggota partainya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X