Sebulan Mendayung dari Jateng ke Jatim, Berapa Jarak yang Ditempuh Komunitas Ini?

- Senin, 18 Juli 2022 | 14:31 WIB
Menyusuri sungai demi misi mulia (Dok. Pribadi)
Menyusuri sungai demi misi mulia (Dok. Pribadi)

Sekelompok pecinta lingkungan memulai susur sungai dalam rangkaian kegiatan Ekspedisi Bengawan Solo. Selama sebulan mereka akan menyusuri Bengawan Solo dari hulu Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, hingga hilir Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Kelompok yang terdiri dari berbagai komunitas dan unsur ini berangkat dari Wonogiri pada Jumat (15/7) lalu. Sabtu (16/7) lalu, mereka singgah di Taman Sunan Jaga Kali, Pucangsawit, Solo.

-
Susur Bengawan Solo demi misi sungai bersih (Is Ariyanto/Z Creators)

Terlihat mereka berangkat menggunakan dua perahu karet yang masing-masing didayung tujuh orang. Selain itu ada juga sejumlah perahu pendamping.

MEBS 2022 diinisiasi oleh Komunitas Stand Up Paddle Board Indonesia dan Yayasan Putra Nusantara sebagai upaya untuk mengembalikan fungsi sungai seperti sedia kala.

Salah seorang peserta ekspedisi dari Oi Crisis Center, Khaerudin, mengatakan bahwa sungai bukan tempat sampah tetapi merupakan urat nadi dalam kehidupan, sumber kehidupan. Apalagi 2/3 bumi adalah air.

“Sebagaimana lagu Bang Iwan Fals, ayo kita sama-sama jaga sungai, kita lestarikan sungai, sungai merupakan urat nadi kehidupan kita,” ungkap Khaerudin kepada Tim Z Creators, Is Ariyanto, kala mereka singgah di Taman Sunan Jaga Kali, Pucangsawit, Jebres, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (16/7/2022).

-
Penanda tanganan petisi untuk sungai bersih (Is Ariyanto/Z Creators)

Ketika singgah di Taman Sunan Jaga Kali, peserta membawa serta kain putih yang akan ditandatangani sebagai bagian dari pengumpulan petisi.

”Dan tanda tangan ini akan kami bawa di setiap perjalanan menuju ke Gresik. Petisi ini kita bawa ke setiap kota yang kita lalui, siapapun bisa memberikan petisi tanda tangan, berisi pernyataan bahwa Bengawan Solo bukan tempat sampah,” kata Tofan Ardi, Penanggung Jawab Misi Aksi dan Mitigasi Ekspedisi Bengawan Solo.

Sedangkan menurut Penanggung Jawab Misi Penjelajahan, Ermiko Effendi, dalam perjalanan ini mereka akan mengumpulkan penemuan-penemuan dari sepanjang sungai dan akan dirumuskan tim peneliti dari MEBS 2022 untuk dijadikan rekomendasi ke Kementerian KLHK.

“Harapannya dari isi rekomendasi kami, diciptakan, dibentuklah yang namanya riverside society, gimana komunitas dan pemerintah di sepanjang DAS Bengawan Solo ini bersama-sama untuk berfokus pada pemulian sungai tadi,” jelas Ermiko Effendi.

-
Maskot Rajamala dipasang di ujung perahu (Is Ariyanto/Z Creators)

Dalam ekspedisi ini, tim juga membawa maskot Rajamala yang dipasang di perahu mereka. Selain membawa misi sosial, ekspedisi itu juga membawa misi sejarah.

"Kita napak tilas bagaimana dulu perahu Rajamala melintasi Bengawan Solo ini. Karena dulu transportasi darat belum seperti sekarang," kata GPH Suryo Wicaksono, Perwakilan dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Rajamala merupakan perahu legendaris dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, bahkan bisa dikatakan sebagai Titanic-nya Jawa. Sosok Rajamala sendiri merupakan tokoh pewayangan yang digunakan sebagai simbol untuk perahu tersebut.

"Karena sangat besar, maka dijuluki Titanic-nya Jawa. Memakai simbol Rajamala karena untuk menolak bala dari semua hal negatif di sungai," pungkas GPH Suryo Wicaksono yang biasa dipanggil Gusti Nino.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X