Daftar 7 Negara Bangkrut Dilanda Utang Tinggi, Sri Lanka Paling Baru!

- Kamis, 23 Juni 2022 | 16:13 WIB
Potret negara Sri Lanka yang bangkrut (wsws.org)
Potret negara Sri Lanka yang bangkrut (wsws.org)

Lemahnya sistem ekonomi di beberapa negara serta buruknya sumber daya untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup negara, menjadikan suatu negara sulit berkembang dan menjadi terbelakang secara perlahan. 

Terbelakangnya sebuah negara dapat diperparah dengan krisis ekonomi dan segala utang yang sulit atau enggan dibayarkan. Ketika hal ini terjadi, bukan saja sebuah negara menjadi terbelakang melainkan bisa perlahan bangkrut. 

Negara yang bangkrut akan mematikan sektor dalam negara tersebut serta menurunkan kepercayaan negara lain kepada negar dan pemerintahannya. 

Lantas, adakah di dunia ini negara yang bangkrut? Sayangnya di beberapa negara hal ini terjadi. Berikut ini daftar negara bangkrut yang dapat diketahui. 

1. Zimbabwe

-
Krisis ekonomi di Zimbabwe (internationalman.com)

Negara Zimbabwe memutuskan untuk bangkrut karena mengalami krisis dan inflasi tertinggi di dunia pada tahun 2008. Pada masa itu, Zimbabwe memiliki utang mencapai 4,5 miliar US dolar atau setara dengan Rp64,8 triliun.

Tingkat inflasi tinggi yang dimiliki Zimbabwe mencapai 11.250 juta persen pada Juni 2008. Dengan mencuatnya hal tersebut, Zimbabwe harus memotong nilai uangnya. Ini merupakan hal paling buruk yang harus terjadi di dunia. 

Kini, nilai mata uang Zimbabwe diketahui sudah rusak. Ini dibuktikan dengan terbitnya nilai 100 triliun dalam satu lembar uang yang tidak ada artinya. Mak itu, masyarakat Zimbabwe umum untuk melakukan sistem barter.

2. Argentina 

-
Argentina krisis ekonomi (cfr.org)

 Argentina menjadi negara bangkrut dimulai pada tahun 2001. Pada saat itu, Argentina mengalami gagal bayar atau default sebesar 100 miliar US dolar atau sekitar Rp2.025 triliun.

Hal ini berawal dari kebijakan pemerintah Argentina yang mematok US$1 sama dengan 1 peso Argentina. Dengan begini, mata uang Argentina dan dolar Amerika Serikat (AS) menjadi tidak akurat. 

Kondisi ini menimbulkan kepanikan dan membuat banyak masyarakat yang menarik uang di bank. Hal ini jelas menimbulkan inflasi.

Akhirnya, pada 2005 dan 2010, Argentina mengumpulkan seluruh kreditur untuk berdiskusi terkait restrukturisasi utang senilai 100 miliar US dolar atau Rp1.440 triliun.

Ketika para kreditur setuju, Pemerintah Argentina malah mengajukan pinjaman senilau 50 miliar US dolar atau Rp720 triliun ke International Monetary Fund (IMF) pada 2018.

Ini dilakukan Argentina untuk menangani krisis ekonomi yang sedang terjadi saat itu hingga menjadikan mata uang peso Argentina anjlok hingga 40 persen pada tahun 2018 tersebut. 

Hingga saat ini, Pemerintah mengaku tak sanggup untuk membayar utangnya ke IMF tersebut sebesar 45 miliar US dolar atau Rp648 triliun. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X