Terungkap di ILC Soal Larangan Salat Tarawih, UAS: Jamaah Akan Mendengar Kalau Kenyang

- Rabu, 29 April 2020 | 15:15 WIB
Ustaz Abdul Somad (Instagram/ustazabdulsomad_official)
Ustaz Abdul Somad (Instagram/ustazabdulsomad_official)

Ustaz Abdul Somad atau yang dikenal dengan akronim UAS mengakui bahwa tidak mudah untuk melarang umat muslim salat tarawih berjamaah di masjid dalam bulan Ramadan.

Menurut UAS, larangan salat berjamaah di masjid tidak cukup jika ditegakkan dengan modal fikih semata.

Ada masalah sosial ekonomi yang perlu diatasi agar larangan tersebut benar-benar dapat ditegakkan.

Salah satunya adalah fakta bahwa jamaah lebih punya kuasa atas masjid ketimbang pemuka agama.

"Yang jadi masalah, tidak semua ketua masjid didengar oleh jamaahnya. Di beberapa tempat justru ketua masjid dikudeta oleh jamaahnya. Dipecat dari (posisi) ketua masjid. Karena memang masjid itu dibangun oleh jamaah, ustaz-ustaznya diundang oleh jamaah, keuangannya murni dari jamaah, maka ketika ada larangan mereka bisa berkata 'ini masjid kami, kami yang bangun semuanya'. Maka masalahnya memang tidak sesederhana fikih. Di sana ada masalah sosial, masalah ekonomi," ujar UAS melalui video call dalam acara Indonesia Lawyers Club, Rabu malam (28/4/2020).

Jamaah masjid, kata UAS, tidak semuanya berasal dari kalangan orang mampu.

Terpenuhinya kebutuhan dasar jamaah, dalam hal ini kebutuhan pangan, menurut UAS akan sangat membantu dalam menerapkan larangan salat berjamaah di masjid.

Untuk menjelaskan maksudnya, UAS membagi jamaah masjid ke dalam tiga kategori dengan perumpamaan.

Perumpamaan yang ia pakai adalah harimau untuk jamaah yang kaya raya, ular sawah untuk jamaah dari kalangan ekonomi-menengah, dan ayam kampung untuk jamaah miskin.

"Saya membagi jamaah masjid itu tiga level. Yang pertama yang hebat-hebat seperti harimau. Dia makan orang satu, setahun tidak perlu cari makan lagi. Kenyang dia setahun. Dialah jamaah yang paling hebat. Yang nomor dua ular sawah. Dia kalau makan kambing sekali, sebulan dia tidak perlu makan. Tapi ada jamaah yang ayam kampung. Dia ceker pagi makan siang, ceker siang makan sore," kata UAS.

Supaya larangan salat tarawih berjamaah di masjid dapat dijalankan dengan mudah, UAS menganjurkan agar masjid memberikan bantuan kepada jamaah-jamaah yang masuk ke dalam kategori miskin agar mereka sudi mendengar imbauan tersebut.

"Kita data berapa orang jamaah yang mampu-mampu tadi. Kita buka rekening, kita terima bantuan, kita salurkan bantuan ke jamaah-jamaah miskin. Tidak kita ajak ke masjid, tapi mereka punya keterikatan emosional dengan masjid. Jadi, tidak hanya sebatas fikih, tapi ada masalah sosial. Jamaah itu akan mendengar kalau perutnya kenyang. Kalau ada bantuan dan lain sebagainya. Jadi kalau berputar masalah fikih kita tak akan selesai," UAS menambahkan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X