Salah Kaprah Penggunaan Istilah Anarki, Anarkis, dan Anarkisme; Ini Arti Sebenarnya

- Selasa, 13 Oktober 2020 | 07:54 WIB
Massa membakar pembatas jalan saat berunjuk rasa di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (24/9). Aksi ribuan mahasiswa yang menolak UU KPK dan pengesahan RUU KUHP tersebut berakhir ricuh. (Antara/Reno Esnir)
Massa membakar pembatas jalan saat berunjuk rasa di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (24/9). Aksi ribuan mahasiswa yang menolak UU KPK dan pengesahan RUU KUHP tersebut berakhir ricuh. (Antara/Reno Esnir)

Istilah anarki, anarkis, hingga anarkisme, belakangan kembali kerap terdengar semenjak gelombang demonstrasi menolak Omnibus Law RUU Cipta Kerja marak di mana-mana.

Banyak pihak, terutama para pejabat pemerintahan maupun aparat (TNI dan Polri), secara serampangan menyebut istilah-istilah itu tanpa memahami makna sesungguhnya, untuk menyebut aksi atau tindakan para pedemo yang membuat kerusuhan atau merusak fasilitas umum saat berdemonstrasi.

Salah satu contohnya Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Saya menyesali ya, kejadian-kejadian anarki, dan itu by desain," katanya, menyebut aksi pengrusakan dalam demo di Jalan Malioboro belum lama ini.

Padahal, tindakan rusuh dan merusak itu lebih tepat disebut aksi vandalisme, dan orang yang melakukannya disebut dengan vandal, sedangkan bentuk aksi atau tindakannya disebut dengan vandalis (adjektiva/kata sifat).

Adapun anarki, anarkis, hingga anarkisme, tidak ada sangkut pautnya dengan itu.

Anarkisme adalah satu dari sekian banyak filosofi politik yang menganjurkan masyarakat hidup tanpa negara, dan secara mandiri mengatur kehidupan sendiri.

Dalam definisi paling sederhana dan paling umum, anarkisme adalah teori politik yang bertujuan menciptakan masyarakat tanpa hierarki sosial, politik, dan ekonomi; sebuah sistem ekonomi dan politik yang berlandaskan pada pelenyapan struktur-struktur yang menindas dan eksploitatif dalam masyarakat (seperti kapitalisme dan negara), dan pembangunan sebuah masyarakat di mana semua orang memiliki keterlibatan yang setara dalam membuat keputusan yang dapat mempengaruhi kehidupan mereka.

Menurut Alexander Berkman dalam bukunya yang berjudul 'ABC Anarkisme', anarkisme mengajarkan bahwa kita dapat hidup di dalam sebuah masyarakat di mana tidak ada pemaksaan macam apapun juga. 

Sosialis Prancis, yang disebut-sebut sebagai pencetus istilah anarki, Pierre-Joseph Proudhon dalam bukunya 'What is Property' halaman 264, menyebut bahwa anarkisme adalah teori politik yang bertujuan untuk menciptakan anarki, ketiadaan tuan, tanpa raja yang berkuasa. 

Dengan kata lain, anarkisme adalah pandangan politik yang bertujuan untuk menciptakan suatu masyarakat yang di dalamnya individu bebas berkumpul bersama secara sederajat (egaliter), tanpa adanya hierarki bahwa si anu lebih tinggi derajatnya dari si ani. Anarkisme melawan semua bentuk kontrol hierarkis, baik kontrol oleh negara maupun kapitalis, sebab hierarki dianggap merugikan individu dan individualitas seseorang.

Tokoh anarkisme Rusia Mikhail Bakunin, dalam buku 'Gagasan Dasar Pemikiran Bakunin', menyebut bahwa masyarakat terbagi dalam dua kelas utama yang pada dasarnya saling bertentangan satu sama lain. Sebagian besar penduduk merupakan kelas tertindas. 

Bakunin menggambarkan kelas tertindas dengan berbagai sebutan: orang biasa, rakyat, massa, atau para pekerja. Dalam keadaan biasa, kelompok ini tidak sadar diri sebagai sebuah kelas namun memiliki naluri memberontak, dan penuh vitalitas walaupun tidak terorganisir. Kelas penindas secara jumlah jauh lebih kecil, namun kelas ini sadar akan peran mereka dan menjaga kekuasaannya dengan bertindak secara terarah, terpadu, dan bersatu.

Selanjutnya, anarki. Secara etimologis, anarki berasal dari bahasa Yunani, yakni awalan 'an' (atau a) yang berarti 'tidak', 'ingin akan', 'ketiadaan', atau 'kekurangan'; dan 'archos' yang berarti 'suatu peraturan', 'pemimpin', 'kepala', 'penguasa', atau 'kekuasaan'. Jadi, anarki berarti 'tanpa suatu peraturan' atau 'tanpa kekuasaan', dan dalam pemahaman inilah kaum anarkis menggunakan istilah 'anarki'.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X