Tidak hanya jenazah pasien corona yang tetap mendapat penolakan warga pemakamannya, namun pasien gagal ginjal juga mendapatkan perlakuan yang sama di Jawa Tengah. Ini akibat kepanikan warga akan pandemi COVID-19.
Anggota DPR RI asal Jawa Tengah Tuti N Roosdiono menyarankan agar pihak keluarga almarhum melaporkan kepala desa dan warga yang menolak jenazah tersebut.
“Itu keterlaluan. Harus dilaporkan itu kepala desanya, atau siapapun yang menolak,” katanya kepada INDOZONE, melalui sambungan telepon, Sabtu (25/4/2020).
Tuti berharap pejabat setempat tidak hanya mengimbau warga untuk waspada, tetapi juga lebih aktif mengedukasi dan mengayomi warga agar penolakan serupa tidak terulang.
“Itu tanggung jawab pemda-nya. Mulai dari gubernur, turun ke walikota atau bupati, lalu ke camat, lalu ke kepala desa. Kita boleh waspada, tapi jangan terlalu panik berlebihan,” imbuhnya.
Video viral di media sosial
Video jenazah penderita penyakit gagal ginjal di Jawa Tengah ditolak oleh warga saat diantar oleh petugas rumah sakit ke kediamannya, viral di media sosial Instagram.
Dalam video tersebut, seorang pria yang mengaku sebagai petugas pengantar mayat dari RS Hermina, Semarang, menjelaskan bahwa dirinya bermaksud mengantarkan jenazah tersebut.
Namun setibanya di rumah almarhum, jenazah ditolak oleh kepala desa setempat karena dikira terpapar virus Corona.
"Saya pengantar jenazah dari RS Hermina tujuan Petung-Banaran-Jatiyoso. Ini jenazah sudah sampai rumah duka, ditolak oleh kepala desa, dikarenakan situasi sedang adanya (wabah) COVID...," kata pria tersebut.
Yang membuatnya tambah miris, jenazah tersebut meninggal bukan krena COVID-19, melainkan gagal ginjal.
"Padahal dari rumah sakit sudah ada surat resmi dinyatakan hanyalah gagal ginjal. Habis dari cuci darah, lalu dianya (jenazah) meninggal," jelas si pengantar mayat.
Video yang diunggah oleh akum Lambe Turah tersebut kini viral dan banjir komentar. Netizen menyebut bahwa hati nurani telah mati.