Menag Yaqut Tegaskan Tidak Ada Dispensasi Mudik untuk Santri

- Rabu, 28 April 2021 | 16:04 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. (ANTARA/HO-Humas Kemenag)
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. (ANTARA/HO-Humas Kemenag)

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pemerintah tidak akan memberikan dispensasi khusus kepada santri dalam kebijakan pelarangan mudik Lebaran tahun ini. Dengan demikian kebijakan mudik diberlakukan kepada semua masyarakat.

Ia mengakui, kebijakan larangan mudik ini tidak mudah diterima oleh kalangan pesantren. Pasalnya, biasanya jelang Hari Raya Idul Fitri, rata-rata ponpes telah mengakhiri masa pembelajarannya. Namun kali ini situasi berbeda, di mana pandemi Covid-19 masih berlangsung.

Baca juga: Istri Labrak Pelakor Teller Bank, Akhirnya Pelakor Minta Maaf, Bikin Surat Perjanjian

“Untuk itu kami meminta dengan sangat hormat kepada para pengasuh, santri maupun orang tua santri untuk bisa memahami aturan ini demi menjaga keselamatan jiwa kita bersama dari ancaman paparan virus Covid-19,” kata Yaqut dalam keterangannya, Rabu (28/4/2021).

Pria yang akrab disapa Gus Yaqut ini menyampaikan, jika mudik dilakukan potensi menaikkan tingginya kasus Covid-19 di Indonesia. Untuk mengantisipasi hal ini, pemerintah telah berikhtiar dengan membuat kebijakan pengetatan maupun pelarangan bagi seluruh masyarakat yang akan melakukan perjalanan. 

Melalui Surat Edaran (SE) No 04 Tahun 2021 tentang Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri Tahun 1442 Hijriyah/2021, Menag juga meminta masyarakat terus menjaga protokol kesehatan dalam rangka menjaga keselamatan jiwa pribadi, keluarga maupun lingkungan di tengah pandemi Covid-19. 

Baca juga: Mantan Istri Sindir Kisruh Rumah Tangga Kapten Vincent: Seru Yah

Dengan dasar tersebut, Gus Yaqut berharap semua masyarakat termasuk kalangan santri untuk bisa memahami secara baik munculnya pelarangan mudik saat Lebaran tahun ini.  Apalagi menurutnya, mudik bagi santri bukanlah persoalan ringan. Di tengah pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya terkendali saat ini, dibutuhkan kontrol ketat dalam pelaksanaan di lapangan. 

"Pergerakan jutaan santri ke berbagai daerah dalam waktu hampir bersamaan sangat rawan memunculkan klaster-klaster baru penularan virus. Bahaya lebih besar pun mengancam jika sampai rumah, virus itu turut memapar para anggota keluarganya. Bahaya yang sama juga bakal terjadi pada arus balik, potensi penularan virus pada Kiai dan Ibu Nyai," beber dia.

Tak hanya itu kata Menag upaya mengontrol santri saat di rumah juga bukan hal yang mudah. Sebab jumlah mereka juga tak sebanding dengan petugas yang ada. Di sisi lain, upaya pemulangan santri ke ponpes usai Lebaran juga memunculkan persoalan yang tak kalah ringan. 

“Ini tentu membutuhkan banyak hal yang tidak mudah diselesaikan dalam tempo yang mepet," imbuh Menag.

Atas tak adanya pelonggaran khusus kepada kalangan santri ini, Kementerian Agama secara aktif menyosialisasikan hal ini ke kalangan ponpes maupun pemerintah daerah. 

Menag Yaqut meminta para pengelola ponpes untuk bisa memberikan pemahaman yang komprehensif kepada para santri dan orang tuanya. Dengan komunikasi yang aktif, Menag optimistis, kebijakan ini akan bisa diterima dengan baik. Ia juga meminta para pengelola ponpes untuk mengisi masa libur santri dengan membuat kegiatan-kegiatan di internal yang positif dan menyenangkan. 
 

Artikel menarik lainnya

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X