Konferensi Iklim PBB (COP26) di Glasgow, Skotlandia yang dimulai dua minggu lalu seharusnya berakhir di hari Jum'at (12/11/2021), namun karena para pemimpin dunia belum menemukan jawaban untuk masalah krisis iklim, sehingga konferensi ini diperpanjang sampai hari Sabtu (13/11/2021).
Pada hari ini, dunia berharap mendapatkan kesepakatan mengenai pembicaran sulit seperti isu-isu penghapusan subsidi bahan bakar fosil, pasar karbon dan bantuan keuangan bagi negara-negara miskin untuk mengatasi perubahan iklim.
Draf kesepakatan akhir, yang dirilis Jumat pagi, mengharuskan negara-negara untuk menetapkan janji iklim yang lebih keras tahun depan.
Baca juga: FOTO: Krisis Iklim, Menteri Tuvalu Beri Pernyataan COP26 Sambil Berdiri di Laut
"Kami telah menempuh perjalanan panjang selama dua minggu terakhir dan sekarang kami membutuhkan suntikan terakhir, jadi kami mendapatkan upaya bersama ini," kata Presiden COP26 Inggris, Alok Sharma, dikutip dari Reuters.
Pada Jum'at malam, Sharma mengumumkan bahwa pertemuan akan berlanjut hingga Sabtu dengan harapan mendapatkan kesepakatan.
Sharma juga mengatakan rancangan kesepakatan yang direvisi akan dirilis Sabtu pagi untuk memulai putaran terakhir pembicaraan.
Tujuan utama pertemuan tersebut ialah untuk tetap mencapai target aspirasi Perjanjian Paris 2015 membatasi pemanasan global.
Namun, di tengah janji nasional untuk mengurangi emisi dekade ini, para peneliti mengatakan suhu dunia akan melonjak jauh melampaui batas itu, yang memungkinkan dunia mengalami bencana seperti kekeringan, badai hingga kebakaran hutan.
Kesepakatan akhir akan membutuhkan persetujuan bulat dari hampir 200 negara yang menandatangani kesepakatan Paris.
