Survei Kemenhub, 19 Juta Masyarakat Indonesia Ingin Mudik Saat Libur Nataru

- Rabu, 1 Desember 2021 | 17:02 WIB
Ilustrasi kemacetan karena masyarakat ingin liburan nataru. (INDOZONE/M Fadli).
Ilustrasi kemacetan karena masyarakat ingin liburan nataru. (INDOZONE/M Fadli).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, bahwa pihaknya telah melakukan survei berkala pada bulan Oktober terkait mobilitas masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Ia menuturkan berdasarkan hasil survei di bulan Oktober terdapat 12,8 persen secara nasional atau 19,9 juta orang Indonesia ingin melakukan perjalanan mudik di Natal dan Tahun Baru 2022.

"Masih ada terjadi pergerakan secara 12,8 persen atau kalau di Jabodetabek sebanyak 13,5 persen. Kalau secara nasional ada 19,9 juta, dan Jabodetabek ada 4,4 juta yang ingin mudik,” kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/12/2021).

Lalu Budi turut memaparkan survei kedua yang dilakukan Kemenhub di bulan November. Terdapat 3 kualifikasi survei yang dilakukan bulan November tersebut.

Seperti halnya jika dilakukan pengetatan oleh pemerintah maka masyarakat yang ingin melakukan pergerakan menghasilkan 10 persen atau 16 juta. Kemudian, jika ditetapkan PPKM menjadi level 3 atau 4 jumlah yang ingin mobilisasi menurun menjadi 9 persen atau 15 juta.

Baca Juga: Menhub: Operasional dan Kapasitas Angkatan Umum Bakal Dibatasi saat Nataru

“Tapi kalo kita melakukan pelarangan mobilitas makan turun lagi menjadi 10 juta atau 7 persen,” beber Budi.

Dijelaskan Budi khusus survei yang dilakukan bagi masyarakat Jabodetabek turut terjadi penurunan. Jika dibatasi, yang melakukan pergerakan sebanyak 12 persen atau 4 juta orang.

Kemudian, lanjut dia, diterapkan PPKM level 3 atau 4 menurun menjadi 11 persen atau 3,5 juta, dan bila dilarang semakin turun menjadi 8 persen atau 2,6 juta orang.

Lebih jauh Budi mengungkap apabila survei ini menunjukan ada kesadaran masyarakat akan bergerak saat hari libur di akhir tahun sudah ada. Pasalnya sebanyak 10 juta orang secara nasional, dan Jabodetabek 2,6 juta ingin bergerak dan cukup mengakibatkan lonjakan Covid-19.

"Jumlah itu cukup signifikan mengakibatkan satu lonjakan Covid di daerah atau di Jakarta," tandasnya.
 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X