Said Aqil Sebut Wahabi dan Salafi Pintu Masuk Terorisme, Begini Tanggapan Politikus PPP

- Selasa, 30 Maret 2021 | 20:21 WIB
Kolase foto Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (Antaranews)
Kolase foto Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (Antaranews)

Wakil Ketua Umum DPP PPP Arsul Sani menanggapi pernyataan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj soal pintu masuk terorisme di Indonesia.

Jika Said menuding aliran Wahabi dan Salafi, Arsul menyebut pengembangan paham keagamaan yang intoleran, monopoli kebenaran dan menghalalkan tindak kekerasan merupakan pintu masuk terorisme.

"Pintu masuk terorisme adalah pengembangan paham paham keagamaan yang intoleran, memonopoli kebenaran, menghalalkan tindak kekerasan. Paham-paham ini ada bukan hanya di kelompok Islam saja tetapi juga di agama lain," kata Arsul kepada ANTARA, Selasa (30/3/2021).

Arsul mencontohkan kelompok teroris di Sri Lanka atau Myanmar. Menurut Arsul, terdapat anggota kelompok yang bukan beragama Islam tapi melakukan tindakan yang masuk dalam kategori terorisme.

"Pertanyaannya apakah ajaran Wahabi dan Salafi juga mengajarkan paham-paham intoleran, memonopoli kebenaran dan menghalalkan tindak kekerasan Pertanyaannya ini biar orang-orang pintar seperti Kiai Said Aqil saja yang jawab," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menuding aliran Wahabi dan Salafi sebagai satu di antara pintu masuk terorisme di Indonesia.

Hal ini diunglap Said saat mengisi webinar bertajuk 'Mencegah Radikalisme dan Terorisme Untuk Melahirkan Keharmonisan Sosial' yang ditayangkan kanal YouTube TVNU, Selasa (30/3/2021).

"Kalau kita benar-benar sepakat, satu barisan ingin menghadapi, menghabiskan atau menghabisi jaringan terorisme dan radikalisme, benihnya dong yang harus dihadapi. Benihnya, pintu masuk yang harus kita habisin. Apa? Wahabi. Ajaran Wahabi itu pintu masuk terorisme," kata Said dilansir ANTARA.

Said menegaskan, aliran Wahabi memang bukan terorisme. Namun, menurut dia, menjadi pintu masuk terorisme karena dianggap ajaran ekstrim.

"Wahabi bukan terorisme tapi pintu masuk. Kalau sudah Wahabi ini musyrik, ini musyrik, ini bid'ah, ini gak boleh, ini sesat, ini dholal, ini kafir, itu langsung satu langkah lagi, satu step lagi, sudah halal darahnya boleh dibunuh. Jadi benih pintu masuk terorisme adalah Wahabi dan Salafi. Wahabi dan Salafi adalah ajaran ekstrim," tutur Said.

Said mengatakan, aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (28/3/2021), menunjukkan bahwa bahaya laten terorisme masih mengancam Indonesia.

Bahaya ini, kata Said, bukan lagi paham komunisme atau Partai Komunis Indonesia (PKI). Melainkan terorisme dan radikalisme.

"Mohon maaf, saya berani mengatakan bukan PKI bahaya laten kita, tapi radikalisme dan terorisme yang selalu mengancam kita ini," kata Said.

Menurut Said, masih ada enam ribu terduga teroris yang belum tertangkap Kepolisian. Said pun menduga kelompok teroris ini merupakan bagian dari jaringan Jamaah Asharut Daulah (JAD).

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X