WHO Akhirnya Bawa Tim Ahli Pergi ke Tiongkok untuk Atasi Virus Korona

- Senin, 10 Februari 2020 | 12:06 WIB
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (REUTERS / Denis Balibouse)
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (REUTERS / Denis Balibouse)

Tim ahli yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) segera berangkat ke Beijing untuk membantu menyelidiki epidemi virus korona.

Mengutip Reuters, Senin (10/2/2020) badan yang bermarkas di Jenewa itu mengeluarkan pernyataan pada Minggu 9 Februari 2020 bahwa Direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, akan melakukan perjalanan ke Beijing untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Xi Jinping dan menteri-menteri di Tiongkok

Tetapi kepastian kedatangan WHO ini butuh waktu dua minggu untuk mendapatkan lampu hijau pemerintah Tiongkok. Diketahui dokter senior WHO, Dr. Bruce Aylward, juga diketahui telah berangkat duluan ke Tiongkok. 

"Saya baru saja berada di bandara melihat anggota tim pendahulu untuk misi ahli internasional # 2019nCoV yang dipimpin oleh WHO untuk #China, dipimpin oleh Dr Bruce Aylward, veteran dari keadaan darurat kesehatan masyarakat di masa lalu," kata Tedros dalam sebuah tweet dari Jenewa.

Sylvie Briand, yang menemani Tedros bulan lalu saat ke Tiongkok diketahui tetap tinggal di Tiongkok untuk pembicaraan dengan para pejabat kesehatan Tiongkok.

Ia mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa mereka sedang mendiskusikan daftar para ahli dengan Tiongkok.

“Karena ini adalah misi bersama, mereka tim ahli harus berada di atas, itu bukan hanya grup internasional yang pergi ke sana. Kami memiliki sekitar 15 orang, ”kata Briand, direktur Global Infectious Hazard Preparedness di WHO.

Tedros mengatakan pada hari Sabtu bahwa ia berharap akan memasukkan para ahli dari Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) dari Amerika Serikat.

Masuknya tim ahli dari Amerika dinilai bakal menambah kekuatan untuk melawan pandemik virus korona.

"CDC memang tidak memiliki rekan dalam hal pengalaman dan keahlian teknis dalam menangani wabah internasional, tapi manfaat lainnya adalah diplomasi yang cerdas, yang bisa menandakan bahwa terlepas dari semua perbedaan kita dalam ideologi, perdagangan, politik, bahwa ketika dihadapkan dengan ancaman bersama terhadap kemanusiaan, kita bersatu sebagai komunitas manusia untuk menanganinya," kata Lawrence Gostin, profesor hukum kesehatan internasional di Georgetown Law, Genewa.

 

Artikel Menarik Lainnya

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X