Penyanyi solo Marcello Tahitoe merilis album kelimanya yang bertajuk 'Antistatis'. Sound tebal ala musik altenatif '90-an begitu terasa membalut lagu–lagu yang bersemayam di dalamnya.
Album ini merupakan antithesis dalam esensi dasar hidup manusia yang bercerita tentang berbagai sisi sosial kehidupan dan keresahan pribadi Marcello.
"Kita bertumbuh, berkembang, dan berevolusi seiring berjalannya waktu, baik tubuh, pikiran, jiwa dan spiritual," kata Marcello dalam keterangan resmi yang diterima Indozone.
Proses penggarapannya diakui Marcello berjalan cukup cepat dan sederhana dengan instrumen yang tergolong basic dan organic. Tidak ada penggunaan synthesizer ataupun efek yang njelimet.
“Sepertinya gue sedang berada pada tahap di mana gue menemukan formula yang nyaman dan pas untuk menulis lagu, simple, raw dan spontan," begitu Marcello bercerita tentang proses penggarapan 'Antistatis'.
'Sampah Sampah Dunia Maya' dan 'Munafik' adalah dua lagu dari album 'Antistatis' yang sebelumnya dirilis sebagai single. Bersamaan dengan dirilisnya album ini, 'Hanyut' lantas didapuk sebagai single ketiganya.
Lagu ini mencampurkan berbagai unsur, ada funk yang dibalut distorsi dengan range vokal yang cukup menantang saat dibawakan Marcello ini di panggung.
Secara lirik lagu ini bercerita tentang kebebasan dan pilihan untuk hanyut dalam imajinasi dan memancing pendengar untuk menginterpretasikan sendiri tanpa ada batasan.
“Secara general gue cukup puas dengan album “Antistatis” ini, baik secara produksi dan output yang gue dan anak–anak band hasilkan. Album ini semacam monumen untuk suatu waktu dalam perjalanan gue. Dibuat tanpa tendensi apapun, tidak disetir oleh kepentingan apapun, pure atas nama kecintaan gue atas musik rock dan menunjukkan diri gue yang otentik," pungkas dia.
