Film "Thor: Ragnarok" menjadi salah satu film Marvel yang epik sebelum "Thor" dan "Thor: The Dark World" yang berfokus pada aspek Shakespeare dari Thor Odinson dan mitologi Nordik.
Sementara itu, sebelum film "Thor: Ragnarok", Chris Hemsworth mengaku bosan dengan karakter tersebut sebelum mulai bekerja dengan Taika Waititi.
"Saya tidak tertarik dengan apa yang telah saya lakukan di Thor 2," kata Chris dilansir dari wawancara Vanity Fair.
"Anda tahu, saya sedikit kecewa dengan apa yang telah saya lakukan. Saya tidak berpikir saya mengembangkan karakter dengan cara apa pun dan saya tidak berpikir saya menunjukkan kepada penonton sesuatu yang tidak terduga dan berbeda," tambahnya.
Namun, semenjak itu Chris berusaha untuk mengubah karakternya dan mengembangkan karakter tersebut bersama dengan Taika Waititi di film "Ragnarok".
"Ketika Ragnarok dipastikan, saya merasa frustasi atas apa yang telah saya lakukan dan ini bukan masalah pada sutradara, ini adalah penampilan saya sendiri. Saya benar-benar ingin memecahkan masalah dan saya mengatakan ini kepada Taika," katanya.
Saat itu, Chris mengaku dia dan Waititi melakukan percakapan mendalam tentang arah mana yang harus diambil oleh Dewa Petir, akhirnya memilih untuk mendekonstruksinya dan membangunnya kembali dalam versi yang sama sekali baru.
"Saya pikir percakapan yang kami lakukan adalah, 'Saya sangat bosan dengan Thor,' Kemudian kami memutuskan untuk tidak bosan dan kapan pun perasaan itu muncul, kami akan pergi ke arah yang berbeda," tambahnya.
"Kami baru saja membongkar karakternya. Kami ingin dia menjadi lebih tidak terduga. Kami ingin dia berada di situasi yang berbeda dari sebelumnya dan memiliki humor. Saya memiliki hubungan yang baik dengan Taika," katanya.
Sementara itu, "Thor: Ragnarok" adalah film paling sukses dari franchise Asgardian baik secara kritis maupun komersial, meraup lebih dari $850 juta (Rp12,5 triliun) di box office seluruh dunia.
