Review ‘Valley of the Dead’: Zombie Jadi Senjata Perang Spanyol, Endingnya Antiklimaks

- Rabu, 27 Juli 2022 | 21:51 WIB
Valley of the Dead (IG @mikiesparbe)
Valley of the Dead (IG @mikiesparbe)

Film ‘Valley of the Dead’ memiliki judul asli yakni Malnazidos. Film ini dibintangi oleh Miki Esparbe, Aura Garrido, Luis Callejo, Alvaro Cervantes, Jesus Carroza, Dafnis Balduz, Sergio Torrico, Manel llunell, Mouad Gazhouan, dan Maria Botto.

‘Valley of the Dead’ merupakan film hasil adaptasi dari novel dengan judul ‘Noche de Difuntos del 38’ karya Manuel Martin. Film ini disutradarai oleh Javier Ruiz Caldera dan Alberto De Toro.

-
Vlley of the Dead (IG @mikiesparbe )

Film ini berlatar saat masa sejarah ketika terjadinya perang saudara Spanyol antara kaum Nasionalis melawan Republik. Dimana pihak Nasionalis mendapat dukungan dari NAZI, pada saat itul NAZI memanfaatkan momen tersebut dengan melakukan pembantaian lalu membuat eksperimen dengan menjadikan mayat-mayat tersebut sebagai Zombie.

Zombie itu sendiri diciptakan sebagai senjata agar menang perang walaupun resikonya adalah semua manusia yang terlibat akan musnah, karena eksperimen tersebut tidak memiliki obat penangkal atau penawar.

-
Valley of the Dead (IG @mikiesparbe)

Yang membuat film ini unik adalah kala zombie muncul saat Perang Spanyol. Berbeda dari latar peristiwa film-film zombie lainnya. Hal ini juga menjadi sisi baru dari film-film tentang perang Spanyol.

Film ini mengisahkan bagaimana sekelompok orang harus bersatu dengan musuh bebuyutan untuk melawan zombie dan mengesampingkan perang mereka.

Sama seperti di film zombie lainnya, poin utama dari film ini adalah bagaimana cara bertahan hidup. Mereka berpindah-pindah tempat untuk mencari solusi dan berlindung dari zombie yang semakin banyak.

Namun ada beberapa kelemahan dari film ‘Valley of the Dead’. Seperti dialog-dialog yang diucapkan para tokohnya tidak ada yang berarti, selain saling mengumpat. Tidak terselip bagaimana asal mula niat NAZI dalam menciptakan zombie atau peristiwa lainnya.

Selain itu walaupun sekelompok orang tersebut bersama-sama untuk berjuang melawan zombie dan bertahan hidup, mereka tidak menampilkan kedekatan emosional seperti sekelompok teman yang berjuang untuk bertahan hidup.

Beberapa orang dalam kelompok tersebut sengaja mengorbankan diri mereka agar para zombie musnah dan tidak memiliki mangsa yang dikejar.

Sebenarnya keunikan film ini bisa diolah untuk diselipkan sisi politik saat perang tersebut, namun film ini hanya fokus pada bertahan hidup dari zombie.

Bahkan walaupun sekelompok orang tersebut sedang melawan zombie dengan berlari dan bersembunyi, ketegangan yang dicoba untuk diciptakan sangatlah kurang karena sekelompok orang tersebut bagaikan masing-masing individu yang mencoba bertahan hidup sendiri tanpa peduli teman lainnya.

Film ini juga menampilkan tone yang monoton. Dari awal sampai akhir film hanya ada tone yang “serius” tanpa komedi bahkan emosi lainnya.

Selain itu ending yang kurang memuaskan dari film ini juga sangat disayangkan.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X