Pandemi Covid-19 yang memaksa banyak orang untuk tinggal di rumah atau stay at home, dimanfaatkan oleh Metta Klop untuk mencari cuan tambahan.
Metta, panggilannya merupakan seorang warga negara Indonesia (WNI) yang lahir dan besar di Jakarta. Saat ini bermukim di Twello, Belanda, bersama keluarga kecilnya.
Walaupun tinggal di luar negeri yang harus melakukan semua hal sendiri, ibu dari dua anak ini memanfaatkan situasi working from home selama pandemi dengan menghasilkan rejeki tambahan.
Bermula dari keingininan menyalurkan hobi masak, Metta yang selama di Indonesia adalah seorang karyawan di industri penerbangan, memberanikan diri memasak makanan menu Indonesia dan dijual untuk tetangga yang mayoritas orang bule. Ia ingin memperkenalkan cita rasa kuliner Indonesia yang asli dan belum disesuaikan dengan lidah orang Belanda.
Niatnya ini tentu saja mendapat dukungan penuh dari sang suami, seorang pilot warga negara Belanda.
Dengan dukungan penuh keluarga, Metta akhirnya membuka usaha katering rumahan bernama ‘Huize Welbergen’ dari dapur rumah keluarga Metta. Setiap minggu menu yang ditawarkan berbeda-beda. Yang pasti harus ada menu sayuran, protein dan nasi atau lontong.
“Sejauh ini balado daging kayanya yang paling favorit. Urap sayur atau gado-gado termasuk favorit juga. Tapi kayanya mereka suka dengan apa aja yang saya masak ya, jadi sementara tingkat pesanan lebih ke tergantung mereka kepengin makan masakan apa,” ungkap Metta kepada Tim Z Creators, Fabiola Lawalata.
Mengenai sistem pemasaran katering rumahan ini, Metta mengaku mengandalkan aplikasi buatan Belanda, thuisgekookt.nl lalu berlanjut dari mulut ke mulut.
“Twello bukan termasuk kota besar di Belanda, jadi belum banyak orang tahu tentang aplikasi ini. Kemudian munculah ide untuk bikin Facebook Page, supaya orang-orang tahu meal plan untuk minggu itu, kapan waktu terakhir pesan, dan kapan makananya bisa diambil. Bonusnya jadi lebih banyak teman atau keluarga mereka yang tau tentang kegiatan masak gw. Nama facebook pagenya 'Huize Welbergen'.” Kata Metta.
Metta semakin semangat menjalankan usahanya karena banyak testimoni positif yang ia terima. Apalagi kalau yang memujinya adalah para bule yang kangen menikmati makanan Indonesia.
Lucunya lagi, karena sangat menyukai masakan Metta, sekelompok bule Belanda sering membuat gathering hanya untuk menikmati masakan Metta.
“Terus ada cerita seru juga nih, beberapa pelanggan malah bikin tradisi Friday is Metta's cooking, semacam Indonesian night gitu. Dan mereka happy banget sama tradisi ini, saya yang masak juga puas. Nah suatu saat saya enggak masak dan mereka makan dari restoran Indonesia lain dan tentu saja mereka lebih suka masakan saya.” Kata Metta sambil tertawa.
Setelah sukses dengan usaha katering rumahannya, Metta masih punya satu mimpi yang belum terlaksana yakni ingin punya penginapan atau bed & breakfast yang tentu saja menyajikan makanan Indonesia sebagai menu sarapan atau makan siangnya.
“Dulunya sih pengen punya bed & breakfast. Tapi cita-cita menengahnya, kalo rumahnya sebagian udah direnovasi (terutama area dining room) ingin sekali bikin acara, entah setiap berapa bulan sekali, semacam 'Indonesian Dinner' di rumah. Jadi orang-orang di sekitar Twello yang antusias atau kangen masakan Indonesia bisa booking untuk makan dan ngobrol-ngobrol sesama tetangga di rumah kita.” Ujar Metta.
